Walaupun video pembantaian tentara Irak
oleh militan ISIS muncul di internet, namun kelompok yang dilabeli
teroris oleh Barat ini disenangi warga sipil. Mereka, bahkan lebih
memercayai ISIS ketimbang tentara pemerintahan Syiah Nouri al-Maliki.
Ratusan ribu warga di kota Mosul, Irak, memang mengungsi setelah ISIS menguasai kota itu pekan lalu. Namun, seperti diberitakan New York Times pekan
lalu, mereka mengungsi bukannya takut pada ISIS, tetapi pada serangan
tentara pemerintah, atau bahkan serangan udara Amerika.
"Kami
takut situasinya nanti seperti di Falluja dan Ramadi," kata seorang
pekerja pemerintah, Abu Mohammed. Dia merujuk pada dua kota di Provinsi
Anbar yang ratusan penduduknya tewas akibat serangan udara pemerintah
Maliki.
Menurut warga, tentara ISIS sangat rendah hati dan tidak
meneror penduduk sipil. Hanya terlihat beberapa militan ISIS yang
mengenakan penutup hitam, itu pun hanya di pos pemeriksaan.
"Tidak,
tidak, tidak. Sebaliknya, mereka menyambut baik masyarakat," kata
seorang wanita saat ditanya apakah ISIS menyakiti warga.
Sebaliknya,
tentara pemerintah lebih ditakuti oleh warga setempat. Masyarakat Irak
yang kebanyakan Sunni mengaku didiskriminasi dan kerap disakiti oleh
pemerintah Syiah Irak pimpinan Maliki. Bahkan, Irak dibantu oleh Iran
dalam menekan Muslim Sunni, seperti yang diyakini pemerintah Amerika
Serikat selama ini.
Warga mengatakan, tentara pemerintah
mengincar Muslim Sunni dengan melabeli mereka teroris. Tentara juga
korup. Bagi yang ingin keluar penjara, harus membayar sejumlah uang.
"Maliki
ingin mengakhiri Sunni. Bisa Anda katakan berapa banyak orang Syiah
yang ditahan karena teror?" Hampir semua yang dipenjara adalah orang
Sunni. Dia mengincar kami. Saya ingin kembali ke Mosul, tetapi kami
takut akan jadi korban Falluja selanjutnya," kata Ahmed Hussain, polisi
di Mosul yang meninggalkan posnya setelah melihat tentara kabur.
ISIS
dalam akun Twitternya mengaku telah membunuh 1.700 tentara dan polisi
Syiah Irak. Dalam beberapa foto, ISIS tengah mengeksekusi mati puluhan
tentara Irak yang berpakaian sipil.
Kendati keras pada tentara
pemerintah, namun warga Mosul mengaku ISIS memperlakukan mereka dengan
lemah lembut. Di pos pemeriksaan, kata warga, tentara ISIS hanya
menanyakan apakah mereka membawa senjata. Jika dijawab "tidak", maka
mereka dibiarkan lewat tanpa diperiksa.
Beberapa di antara warga
bahkan mengatakan, kehadiran ISIS membuat mereka lebih aman dan bebas
kemana-mana, ketimbang saat dilakukan penjagaan oleh tentara. Bahkan,
banyak warga yang meninggalkan keluarga mereka di Mosul, memercayakannya
pada ISIS.
"Sejauh ini militan tidak menyakiti warga sipil dan
mereka membebaskan kota dari pemeriksaan militer yang mencekik kami,
Saya percaya mereka lebih baik dari tentara. Saya akan meninggalkan
keluarga saya di sini sampai situasi tenang," kata Ammar Saleh, 32,
pekerja di rumah sakit Mosul.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar