Peneliti Pennsylvania State University,
Amerika Serikat menguak misteri penampakan manusia di bulan. Gambaran
berwujud manusia di bulan pertama kali mengemuka pada 1959. Terjadi usai
pesawat ruang angkasa Soviet Luna 3 memotret bulan saat kembali ke
bumi.
Saat itu peneliti bertanya-tanya perbedaan dua sisi bulan.
Sisi yang tak kelihatan dari bumi atau sisi jauh, kata peneliti
memiliki berbagai gunung, lembah dan dataran tinggi. Sedangkan sisi yang
terlihat dari bumi, sisi dekat, lebih datar dengan adanya lautan basal
(batuan beku berwarna gelap). Lautan inilah yang kemudian membuat sisi
gelap bulan yang menciptakan kesan penampakan manusia di bulan.
Namun
kajian peneliti Penn State membedah fenomena itu. Peneliti mengatakan
penampakan itu diyakini muncul karena perbedaan waktu pembentukan bulan,
melansir Daily Digest News, Selasa 10 Juni 2014.
Tiga
peneliti Penn State, Jason Wright, asisten profesor astrofisika bersama
rekannya yaitu Steinn Sigurdsson, profesor astrofisika dan Arpita Roy,
mahasiswa pascasarjana bidang astronomi dan astrofisika, menjabarkan
misteri itu dalam sebuah makalah di Astrophysical Journal Letters edisi 9
Juni.
Peneliti menjelaskan penampakan manusia di bulan itu
terkait dengan hipotesa Gian Impact, yang menjelaskan bulan terbentuk
tak lama setelah bumi.
Hipotesa itu mengatakan bulan terbentuk
karena tabrakan dengan objek seukuran Mars yaitu Planet Theia.
Selanjutnya Theia hancur berantakan karena dampak tabrakan. Puing-puing
Theia sebagian bercampur dengan bumi, sebagian lagi membentuk bulan.
Usai
peristiwa itu, menurut hipotesa, bulan tak berputar lagi sehingga sisi
dekat bulan tak berubah dengan sisi jauh tetap tak terlihat dari bumi.
Akibat
kondisi itu, kata peneliti, paparan sinar matahari yang hanya sisi
dekat bulan dan akhirnya membuat pendinginan bulan tak merata.
Gilirannya, hal ini mengakibatkan konsentrasi berbeda elemen dari dua
sisi bulan.
"Saat uap batu mulai mendingin, elemen pertama yang
keluar dari salju yaitu alumunium dan kalsium," jelas Steinn Sigurdsson,
profesor astrofisika Penn State University dalam sebuah pernyataan.
Konsentrasi
elemen itu pada sisi jauh bulan menjadi lebih besar karena suhu dingin.
Disebutkan, ratusan atau ribuan tahun kemudian, perbedaan komposisi dan
suhu kedua sisi bulan menyebabkan reaksi berbeda atas dampak meteor.
Pada
sisi jauh, yang lebih dingin, hanya menyisakan kawah. Sedangkan di sisi
dekat, meteorit yang menghantam berdampak lebih besar yakni melepaskan
lava basal yang kemudian membentuk penampakan manusia di bulan.
Teori Giant Impact memang belum terbukti dan masih terbuka kemungkinan lain yang lebih realistis.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar