Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) bungkam, saat ditanya
mengapa ia tidak melaporkan kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal untuk pertanyaan-pertanyaan
lain yang diajukan oleh wartawan, ia bersedia menjawab.
Hal
itu terjadi saat Jokowi meladeni wartawan yang mewawancarainya, usai ia
memberikan klarifikasi harta kekayaan ke KPK terkait Pilpres. Saat itu,
Jokowi menjawab pertanyaan wartawan soal harta kekayaannya, hingga
perseteruan antara Ahok dan Menpora Roy Suryo terkait rekomendasi alih
fungsi Stadion Lebak Bulus untuk Depo MRT dan Taman BMW.
Namun
saat ditanya mengapa ia tidak melaporkan kasus dugaan korupsi pengadaan
bus ke KPK, Jokowi hanya diam. Padahal sebelumnya Jokowi rajin melapor
ke KPK, jika menerima hadiah seperti gitar Metallica dan helm dari
Rossi.
Berkali-kali wartawan menyinggung mengapa ia tidak
melaporkan kasus itu ke KPK, Jokowi tetap memilih mengunci mulutnya. Tak
ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Gubernur (non aktif) DKI
Jakarta itu.
Jokowi juga tidak memberikan tanggapan atas aksi
unjuk rasa yang digelar oleh Banteng Keadilan Rakyat (BAKAR) dan
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Puluhan massa aksi
yang menggelar demonstrasi di depan gedung KPK menuding Jokowi telah
berbohong terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Bus TransJakarta.
"Jokowi
bohong, jokowi belum parnah melapor ke KPK," teriak masa aksi di depan
Gedung KPK saat Jokowi tengah memberi keterangan usai klarifikasi.
Sebelumnya,
Jubir KPK,Johan Budi SP memastikan jika pihaknya belum pernah sekalipun
menerima laporan soal dugaan korupsi pengadaan bus TransJakarta dari
Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun dari Pemprov DKI Jakarta.
"Tidak pernah," ucap Johan Budi, Selasa (17/6/2014) lalu.
Senada
dengan pihak KPK, Pelaksana tugas (plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok memastikan Jokowi belum pernah
melaporkan kasus bus Transjakarta kepada KPK. "Pak Jokowi enggak pernah
lapor KPK (soal kasus Bus Transjakarta). Enggak ada surat resminya,"
kata Ahok di Balai Kota, Jakarta belum lama ini.
Namun, Jokowi
mengungkapkan, bahwa dirinya sudah melaporkan dugaan korupsi bus
TransJakarta ke KPK. Hal tersebut tentunya bertolak belakang pernyataan
yang disampaikan pihak KPK dan plt Gubernur.
"Waktu ada berita
mengenai bus transjakarta, detik itu juga kepala dinasnya langsung saya
copot. Kemudian dokumen-dokumen yang ada langsung kita berikan ke KPK,"
ucap Jokowi saat bersilaturahim ke Pondok Pesantren Bustanul Ulum,
Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat,
Kamis (12/6/2014) lalu.
Dikatakan Jokowi, dirinya sebagai
Gubernur DKI saat itu hanya memberikan persetujuan pada sebuah
kebijakan. Sedangkan untuk penggunaan dan alokasi anggaran, sepenuhnya
dilakukan oleh pejabat pelaksana. Dalam hal ini Kepala Dinas Perhubungan
DKI Jakarta yang saat itu dijabat Udar Pristono.
"Kalau saya
perintahkan untuk membeli sabun yang wangi, tapi yang datang sabun colek
yang tidak wangi. Nah, yang tidak benar yang mana? Yang nyuruh atau
yang beli itu? Begitu kira-kira gambaran kasarnya," tutur Jokowi.
Seperti
diketahui, kasus dugaan korupsi saat ini tengah ditangani oleh
Kejaksaan Agung. Kejaging telah menetapkan mantan Kepala Dinas
Perhubungan DKI Udar Pristono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi
proyek pengadaan TransJakarta dan BKTB pada Dinas Perhubungan DKI
Jakarta tahun 2013.
Dalam proyek senilai Rp 1,5 triliun tersebut,
Kejaksaan juga menetapkan pihak lain sebagai tersangka, yakni Direktur
Pusat Teknologi dan Sistem Transportasi di Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Prawoto.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar