Rabu, 03 Desember 2014

Akhirnya dilaporkan, situs purbakala di Kediri mulai digali

Baru-baru ini Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto, Jawa Timur melakukan penelitian di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Penelitian tersbut dilakukan dengan menggali sebuah situs purbakala yang ditemukan di tempat tersebut.

"Kami dapatkan peninggalan ini utuh dan tingkat kerusakan minim," ujar Ketua tim penggalian, Nugroho Lukito yang dikutip dari Antara (2/12).

Dia juga mengungkapkan bahwa struktur dari situs itu berupa altar dengan ada batu induk. Selain bangunan, juga ditemukan lingga serta dua arca.

Namun, dua arca itu masih belum diketahui lambangnya, sebab tidak memuat atribut apapun. Dua patung itu mirip manusia dan berdiri, namun kedua patung itu identitas penokohannya masih sulit, dan keluar dari pakem.

"Patungnya tidak memuat atribut apapun untuk mencari identitas penokohannya. Kami kesulitan, sebab keluar dari pakem. Apakah ini patung hiasan atau imajinasi saja," ujarnya.

Dia sempat menduga jika situs itu adalah petirtaaan, namun di lantai bawah tidak ada batu yang digunakan untuk lantai. Dengan itu, akhirnya untuk kesimpulan sementara bahwa situs itu berupa altar.

Yang cukup disayangkan adalah kondisi situs tersebut sudah tak lagi utuh. Banyak kerusakan di beberapa titik. bahkan warga setempat sebenarnya telah lama diketahui, sekitar tahun 1070 dan baru dialporkan pada tahun 2014.

Walaupun memprediksi situs itu berupa altar, Lukito mengatakan untuk periodesasi apakah zaman Kerajaan Kadiri atau Majapahit juga belum ada kepastian.

Dilihat dari struktur situs itu, hampir mirip dengan struktur di situs sejenis yang ditemukan di Kecamatan Gurah yang menunjukkan masa Kerajaan Kadiri.

Ia juga menambahkan, analisa itu masih belum diuji kebenarannya. Ke depan, penelitian akan melibatkan tim dari Balai Arkeologi Jogjakarta untuk melakukan pengkajian lebih lanjut, sehingga bisa dilakukan penelitian lebih mendalam.

Tim dari BPCB, kata dia, hanya mempunyai waktu selama enam hari untuk ekskavasi, dan dari hasil itu nantinya menjadi bahan laporan. Ke depan, tim juga berencana melanjutkan lagi ekskavasi, menunggu anggaran di 2015.

Situs itu ditemukan di lahan pekarangan Romli, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Badas. Lahan di pekarangan itu rencanya digali dan akan dibuat kolam lele, tapi saat mengetahui ada struktur situs, langsung dilaporkan ke BPCB.

Anik, istri Romli mengaku sebelumnya memang telah ditemukan banyak struktur dari bangunan kuno, seperti batu bata, serta bangunan yang menonjol di dasar tanah. Pihaknya urung menggali tanah itu, dan menunggu hasil laporan terkait dengan temuan tersebut.

"Tanahnya juga pernah dikeduk, untuk campuran membuat batu bata. Awalnya sedikit, lama kelamaan jadi luas, sampai akhirnya dikeduk mau dibuat kolam lele," kata Anik.

Pihaknya juga berharap ada kejelasan dari pemerintah daerah terkait dengan status tanahnya, apakah akan dibebaskan atau tidak. Sebab, tanah itu rencananya juga dibuat untuk usaha, dan untuk sementara tidak bisa digunakan karena ada ekskavasi.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar