Diberitakan New York Post awal
pekan ini, insiden yang dialami bocah berusia 10 tahun itu terjadi
Oktober tahun lalu, dua hari sebelum ulang tahunnya yang ke-11. Saat itu
dia hendak pulang sekolah dari Sheepshead Bay ke Brooklyn, naik bus
B-39 pukul 2.45 sore.Saat hendak naik, kartu busnya hilang. Dia kemudian membaca basmalah, "Bismillaahirrahmanirahim -dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" dan menemukan kartunya.
Mendengar bocah itu berbicara bahasa Arab, sopir bus tiba-tiba meradang dan membanting pintu bus.
"Sopir lalu mengatakan
'Pergi Kamu!!' dan menggunakan kata-T," kata pengacara keluarga tersebut
Hyder Naqvi. Kata-T adalah sebutan untuk "teroris".
Akibat tindakan tersebut, bocah itu trauma dan tidak berani lagi naik transportasi umum. Belakangan, bocah ini marah dan mengadukannya kepada orangtuanya yang langsung mengajukan gugatan ke pengadilan.
"Dia memang masih muda, tapi cukup dewasa untuk tahu apa itu diskriminasi," kata Naqvi.
Bersama orangtuanya, bocah itu mengajukan gugatan sipil. Kasus ini juga telah ditindaklanjuti oleh Badan Transportasi Metropolitan (MTA) New York yang langsung menyambangi keluarga tersebut.
MTA membawakan beberapa
foto supir untuk diidentifikasi. Kasus ini masih terus diselidiki. MTA
belum bisa dimintai konfirmasi terkait hal ini.Akibat tindakan tersebut, bocah itu trauma dan tidak berani lagi naik transportasi umum. Belakangan, bocah ini marah dan mengadukannya kepada orangtuanya yang langsung mengajukan gugatan ke pengadilan.
"Dia memang masih muda, tapi cukup dewasa untuk tahu apa itu diskriminasi," kata Naqvi.
Bersama orangtuanya, bocah itu mengajukan gugatan sipil. Kasus ini juga telah ditindaklanjuti oleh Badan Transportasi Metropolitan (MTA) New York yang langsung menyambangi keluarga tersebut.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar