Aksi penyadapan yang dilakukan pihak Australia kepada
Indonesia menyasar ke ponsel-ponsel pribadi. Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono menjadi sasaran penyadapan.
Seperti
diketahui, dalam penyadapan itu Wapres Boediono dan mantan Duta Besar
Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalar, sama-sama
menggunakan ponsel BlackBerry Bold 9000.
Lalu, bagaimana sistem keamanan dari BlackBerry yang kesohor paling aman di dunia itu bisa disusupi?
Menurut
Maspiyono Handoyo, Managing Director BlackBerry Indonesia, dalam kasus
penyadapan itu memang harus dicari tahu dulu percakapan apa yang sudah
disadap. Apakah percakapan suara? Atau e-mail?
"Itu harus dicari
tahu dulu. Tapi, yang jelas sistem keamanan BlackBerry sampai saat ini
adalah yang terbaik. Terutama pada layanan BlackBerry Enterprise Server
(BES). Di kasus ini tidak hanya BlackBerry saja yang terlibat, ada
banyak pihak," kata Maspiono, di Jakarta, 19 November 2013.
Ardo
Fadhola, Senior Country Product Manajer Southeast Asia BlackBerry
menambahkan, BlackBerry sudah memiliki sertifikasi untuk masalah
keamanan dan sudah banyak dipakai oleh lembaga-lembaga pemerintahan di
Amerika Serikat dan Eropa.
"Saat ini, keamanan adalah salah satu
dari DNA BlackBerry yang sudah dibangun di OS lama dan terbaru. Keamanan
tetap menjadi fokus utama kami dan tidak akan ditinggalkan," ujar Ardo.
Dia
menyampaikan, semua fitur keamanan yang dimiliki BlackBerry tentu untuk
melindungi sistem software dan hardware. Namun terkait penyadapan yang
dilakukan Australia, harus dilihat dulu bentuk penyadapannya.
"Jika
memang penyadapan yang dilakukan itu melalui telepon, maka harus
ditanyakan kepada operator karena itu ranah mereka," tutur Ardo.
"Dalam
lalu lintas data atau percakapan tentu banyak pihak yang terlibat. Kami
belum bisa berkomentar lebih jauh tentang masalah penyadapan ini. Yang
jelas BlackBerry sangat peduli dengan fitur keamanan," ucapnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar