Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) Priyatno Hadi
mengatakan penemuan kapal selam tentara Nazi era Hitler di perairan
Karimun Jawa, Jepara Jawa Tengah, patut disyukuri. Hal itu membuktikan
kemampuan peneliti Indonesia di mata internasional.
"Selama ini
hanya peneliti asing yang sering mencuat. (Temuan) ini menjadi bukti
bahwa peneliti kita sebenarnya juga mampu," ujar Priyatno kepada VIVAnews, Rabu 20 November 2013.
Pembuktian
itu makin penting dalam kondisi penelitian RI yang masih terbatas dalam
hal anggaran. Priyatno mengatakan, kemungkinan studi lebih dalam kapal
selam Hilter itu baru bisa dilakukan pada tahun 2015.
"Riset kami
sangat tergantung dengan APBN. Untuk 2014, anggaran kami belum siap
untuk mendalami riset ini," jelas Priyatno. Namun, dia belum bisa
menyebut berapa perkiraan anggaran yang terpakai untuk mempelajari kapal
selam Jerman itu.
Menurutnya, temuan ini juga menjadi momentum
bagi Pusat Arkenas untuk mengambil alih penelitian arkeologi bawah laut.
Karena sejak hampir tiga dekade riset arkeologi laut di bawah kendali
Direktorat Peninggalan Bawah Laut Kementerian Keluatan.
"Dulu,
riset seperti ini dipegang Arkenas. Tapi, pada tahun 1986 diambil alih
institusi lain. Nah, yang penting saat ini pusat Arkenas punya tugas
baru, yaitu menangani arkeologi bawah laut," kata dia.
Ia
menceritakan penghentian penelitian arkeologi bawah laut oleh Arkenas
disebabkan raibnya tim peneliti Arkenas saat melaksanakan riset.
"Peneliti kami tak ditemukan saat meneliti di perairan Riau. Sejak 1986
makanya berhenti total," Priyatno mengisahkan.
Sebagaimana
diketahui, peneliti Pusat Arkenas berhasil menemukan bangkai kapal selam
U-Boat jenis U-168 beserta jasad awaknya. Kapal era Hilter itu
berukuran panjang 76 meter dan garis tengah 4,9 meter. Saat ditemukan,
kapal itu dalam kondisi rusak.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar