Penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia ke sejumlah
pejabat Indonesia termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbuntut
panjang. Penyadapan itu menyulut emosi para hacker Indonesia untuk
melumpuhkan beberapa situs penting di negeri kanguru. Namun demikian,
hacker Australia tidak tinggal diam dan mengancam akan membalasnya
dengan menyerang situs pemerintah dan BUMN.
Sekretaris perusahaan
PT. Angkasa Pura II, Daryanto mengatakan pihaknya telah siaga
mengamankan website perusahaan. Meski demikian, dia mengakui pernah
dibobol hacker Australia yaitu pada pada Jumat pekan lalu.
"Alhamdulillah, pertahanan kita cukup tangguh, yang muncul hanya
screen shot saja pada malam Jumat tetapi langsung diblok," kata Daryanto
ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (21/11).
Namun
demikian, tidak ada kerugian atas kejadian pembobolan situs Angkasa Pura
II tersebut."Aman tidak ada kerugian apapun," tegasnya.
Sebelumnya,
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan meminta kepada
perusahaan BUMN agar menjaga ketat situs milik mereka masing masing. Hal
ini dilakukan untuk antisipasi ancaman hacker Australia yang akan
menyerang sejumlah situs milik pemerintah Indonesia.
Menurut Dahlan, saat ini sudah ada beberapa perusahaan pelat merah yang siap mengantisipasi ini, misalnya Angkasa Pura.
"Kita
sudah mengamankan situs-situs milik BUMN seperti Angkasa Pura, kalau
Garuda Indonesia belum cek," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (21/11).
Meski
demikian Dahlan tidak akan mengamankan situs milik Kementerian BUMN.
Tanpa alasan jelas, Dahlan hanya ingin memproteksi situs milik
perusahaan BUMN.
[Sumber]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar