Rabu, 20 November 2013

Tiga warga Buddha Myanmar diduga rencanakan bom di masjid

Polisi Myanmar hari ini mengatakan telah menangkap tiga orang diduga merencanakan serangan bom di masjid. Myanmar kini tengah bergulat dengan ketegangan agama, setelah munculnya gelombang kekerasan anti-Islam.

Semua tersangka diketahui pria beragama Buddha dari Negara Bagian Rakhine, sebelah barat Myanmar, wilayah terjadinya dua kerusuhan sektarian pada tahun lalu yang menyebabkan beberapa orang tewas dan sekitar 140 ribu lainnya terlantar, sebagian besar dari warga muslim Rohingya, seperti dilansir situs asiaone.com, Rabu (20/11).
"Mereka berencana untuk menanam bom di masjid, usai menghadiri pelatihan di perbatasan Negara Bagian Karen," kata seorang pejabat polisi tidak disebutkan namanya di Kota Yangon.
Dia mengatakan pihak berwenang akan terus menyelidiki insiden itu.
Kondisi Myanmar masih tetap tegang setelah meletupnya konflik sektarian yang telah menewaskan sekitar 250 orang dan menyebabkan bayang-bayang reformasi politik di negara itu.
Sebuah laporan dari koran pemerintah the New Light of Myanmar hari ini mengatakan sebelumnya sebuah penggerebekan terhadap sebuah wisma di kawasan Yangon menemukan seorang tersangka berusia 34 tahun tertangkap tangan tengah membuat bom dengan bubuk mesiu dan bahan-bahan lainnya pekan lalu.
Penyelidikan lebih lanjut membawa polisi menangkap dua tersangka lainya, yakni pria berusia 31 tahun dan 28 tahun, pada Sabtu pekan lalu.
Koran berbahasa Inggris itu mengatakan salah satu tersangka telah menerima pelatihan di wilayah perbatasan dan telah menerima dua ranjau sudah siap digunakan dan sekotak bubuk mesiu.
Dikatakan bahwa sasaran yang dituju adalah 'rumah ibadah' dan polisi masih memburu tersangka lainnya.
Myanmar diguncang oleh serangkaian ledakan pada Oktober lalu. Amerika Serikat mengecam insiden itu sebagai aksi terorisme, termasuk satu serangan di Hotel Traders, yang merupakan salah satu hotel mewah di Yangon, dan melukai soerang perempuan Amerika.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden itu. Tetapi pihak berwenang mengatakan tersangka ditangkap saat kejadian dan diduga terkait dengan pemberontak dari etnis Karen.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar