Rabu, 11 Desember 2013

Penerjemah Bahasa Isyarat Saat Misa Mandela Ternyata Palsu

Komunitas penyandang bisu-tuli di Afrika Selatan marah besar saat menyaksikan acara misa Nelson Mandela Selasa lalu. Pasalnya, penerjemah menggunakan bahasa isyarat di samping para kepala negara ternyata adalah penerjemah palsu.

Diberitakan CNN, Rabu 11 Desember 2013, penerjemah ini bertugas menerjemahkan setiap pidato para kepala negara, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama, ke dalam bahasa isyarat. Untuk mata awam, dia terlihat meyakinkan, tangannya bergerak ke sana-kemari mengikuti isi pidato selama empat jam.

Namun Federasi Tuna Rungu Afrika Selatan (DeafSA) tidak bisa dibohongi. Bruno Druchen, direktur DeafSA mengatakan bahwa orang itu tidak dikenal di komunitas tuna rungu. Raut wajah penerjemah itu juga datar, padahal ekspresi wajah adalah salah satu kunci utama keberhasilan bahasa isyarat.

Selain itu, kata Druchen, gerakan-gerakan tangannya sama sekali tidak ada artinya. "Ini adalah penghinaan terhadap bahasa isyarat," kata Druchen.

Hal yang sama juga disampaikan penderita tuli yang hadir. Salah satunya adalah penerjemah  bahasa isyarat terkenal di Afsel Francois Deysel yang langsung mengungkapkan kekesalannya di Twitter.

"Tolong seseorang usir penerjemah itu dari panggung, dia sangat memalukan dan melecehkan profesi ini," kata Deysel.

Aktris Marlee Matlin, seorang tuna rungu, juga menyadari bahwa itu adalah penerjemah palsu. "Saya langsung tahu dia palsu dan sama sekali bukan penerjemah, dan ini penghinaan," ujarnya kepada CNN.

DeafSA dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa penerjemah abal-abal itu bahkan salah dalam memberikan bahasa isyarat untuk "Nelson Mandela, Jacob Zuma dan Thabo Mbeki". Padahal di komunitas tuna rungu, telah disepakati bentuk bahasa isyarat untuk para petinggi negara ini.

"Hal ini membuktikan dia tidak terlibat dalam komunitas tuna rungu dan tidak tahu bahasa isyarat Afrika Selatan," ujar DeafSA.

Jika memang tuduhan ini benar, maka ini akan jadi hal paling memalukan bagi Afsel, di saat negara berkabung sekaligus merayakan kejayaan Nelson Mandela. Pemerintah Afsel dilaporkan tengah menyelidiki tuduhan ini.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar