Setelah menyarankan untuk membuat tim independen dalam menguak kasus
penyadapan yang menyeret Telkomsel dan Indosat, Indonesia ICT Forum
(IIF) kembali menyarankan agar hasil penyelidikan itu sampai akhir Maret
mendatang.
Dalam rencana kedua tersebut, pihak IFF menyarankan agar hasil penelitian itu dapat disampaikan langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Targetnya
satu bulan, jadi sekitar akhir Maret sudah selesai dan bisa kami
sampaikan langsung rekomendasinya kepada Presiden, apakah kedua operator
ini melakukan kesengajaan atau hanya sebagai korban," kata Direktur
Eksekutif IIF Yusuf Mars yang dihubungi di Jakarta, seperti dikutip dari
Antara, Senin (24/02).
Menurut Yusuf, saat ini pihaknya tengah
menyaring orang-orang yang rencananya akan masuk dalam tim independen
tersebut. Sasarannya adalah para pakar telekomunikasi serta orang-orang
intelijen yang berpengalaman dalam kasus penyadapan.
"Untuk saat ini, sudah ada tim kecil yang mulai bekerja. Mereka
tengah menganalisis kasus penyadapan ini dari tinjauan teknologi,"
ucapnya.
Tim
kecil dan tim independen itu, menurut Yusuf, nantinya akan menganalisis
apakah kedua operator tersebut melakukan kelalaian atau kesengajaan
serta sejauh mana tanggung jawab mereka atas penyadapan tersebut.
Ada
pun rekomendasi yang nantinya disampaikan kepada Presiden di antaranya
berupa dukungan agar pemerintah bisa melindungi industri dan para
pelanggan telekomunikasi.
Selain itu, rekomendasi tersebut juga
mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri, untuk
menyejajarkan hubungan bilateral Indonesia-Australia dan
Indonesia-Amerika Serikat mengingat kasus penyadapan bukan kali ini
terjadi.
"Presiden harus melindungi pengguna dan industri
seluler, entah solusinya dengan mengembangkan teknologi antisadap dan
antiteror," ujarnya.
Sebelumnya, Direktorat Intelijen Australia
bekerjasama dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat melakukan
penyadapan melalui dua operator telekomunikasi Indonesia, Telkomsel dan
Indosat, yang menguasai 77 persen pelanggan seluler Tanah Air. Diduga
sekitar 1,8 juta pelanggan seluler Indonesia menjadi korban sadapan kali
ini.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar