dijalin.
Padahal, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengaku
kecewa dengan sikap Pemerintah Australia dan mengancam akan meninjau
ulang kerja sama terkait pemberian informasi di antara kedua belah
pihak.
Juru Bicara Duta Besar Australia untuk Indonesia, Ray Marcelo dalam pernyataan tertulisnya kepada VIVAnews,
Selasa 5 November 2013, mengaku bahwa Australia akan tetap menghargai
hubungan baik yang telah dijalin dengan Indonesia dalam situasi apa
pun.
"Kami mengikuti respons yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia, Marty Natalegawa. Hubungan bilareral di beberapa bidang
seperti penyelundupan manusia dan penanganan aksi teror merupakan kerja
sama yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak," ujar Ray.
Indonesia dianggap sebagai mitra dekat Australia dalam beragam bidang antara lain ekonomi, politik, dan keamanan.
"Kami merupakan sahabat dekat di kawasan dan forum global seperti APEC, G20, dan KTT Asia Timur," lanjut Ray.
Pemerintah Australia, kata Ray, akan terus bekerja sama dengan
Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk penanganan
penyelundupan manusia dan menangkal aksi teror.
Sebelumnya, ketika ditemui media di Pejambon, Senin kemarin, Menlu
Marty mengungkapkan kekecewaannya terhadap respons awal yang diberikan
Pemerintah Amerika Serikat dan Australia.
Kedua pemerintah negara itu tidak membenarkan atau membantah saat
dimintai penjelasan oleh Pemerintah Indonesia terkait adanya pos
penyadapan yang dibangun di dalam Gedung Kedutaan masing-masing.
"Jawaban awal yang diperoleh oleh Pemerintah Indonesia sama seperti
yang didengar oleh negara-negara lain yang tengah mengalami situasi
serupa. Pemerintah AS dan Australia tidak mengkonfirmasi atau membantah (neither deny nor confirm)," ungkap Marty.
Sementara Pemerintah AS, lanjut Marty turut menambahkan, bahwa
negaranya tengah meninjau kebijakan intelijen mereka agar sesuai dengan
arah kebijakan luar negeri Negara Paman Sam.
Mendengar jawaban yang bias dari kedua pemerintah negara tersebut,
Marty mengancam akan meninjau semua kerja sama dengan AS dan Australia
yang menyangkut adanya pertukaran informasi.
Dengan Australia, Indonesia diketahui memiliki kerja sama yang erat
dalam penanggulangan penyelundupan manusia dan pencegahan aksi teror.
Selain itu, Indonesia turut mendukung draf resolusi yang tengah diajukan
oleh Pemerintah Jerman dan Brasil ke Sidang Umum PBB.
Caranya, dengan menjadi co-sponsor bagi rancangan resolusi yang meminta penghentian spionase internet dan pelanggaran privasi.
Marty berharap, walaupun tidak ada konfirmasi dari kedua pemerintah
negara itu ke depan akan ada pernyataan yang diungkap di hadapan publik
bahwa Badan Intelijen AS dan Australia tidak akan lagi melakukan aksi
spionase.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar