Dalam karikatur tersebut, digambarkan bahwa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang bertelepon dengan Perdana
Menteri Australia Tony Abbott.
Presiden SBY, dalam kartun yang dibuat Knight itu, mengenakan
kemeja batik warna biru lengkap dengan peci hitam dan kacamata.
Sementara Ibu Ani digambarkan mengenakan kebaya dan bersanggul dengan
riasan lengkap. Wajahnya tampak merah dengan raut wajah marah.
Yang menarik, Knight menggambarkan SBY tengah memegang suratkabar Jakarta Post dengan judul 'Indonesian President's Phone Tapped by Australia'. Tangan kiri SBY memegang telepon genggam seakan tengah menghubungi PM Abbott.
Dalam gambar itu, diilustrasikan SBY mengatakan, "Get me The Australian Prime Minister" atau "Tolong sambungkan dengan Perdana Menteri Australia".
Di sebelah gambar SBY, tampak kartun PM Abbott mengenakan kostum
bersepeda warna kuning dengan tulisan 'Liberal' di dadanya. Diketahui,
Abbott berasal dari Partai Liberal Australia.
Sementara, beberapa tulisan lain juga terdapat dalam baju olahraga
kegemaran Abbott tersebut, seakan menyindir sejumlah isu yang menjadi
tanggung jawabnya sebagi Perdana Menteri. Antara lain mengenai masalah
pemotongan pajak bahan bakar, dan juga problem 'manusia perahu' pencari
suaka yang kerap menumpang kapal ilegal menuju ke wilayah Australia.
PM Abbot yang juga digambarkan tengah memegang telepon seluler, tampak menjawab panggilan telepon SBY.
"Speaking.. This called may be recorded for quality and training purposes" atau
dalam terjemahannya berarti, "Ini saya. Panggilan ini mungkin direkam
untuk keperluan kualitas dan pelatihan," ujar Abbott.
Jawaban Abbott tersebut seakan menyindir laporan penyadapan oleh
intelijen Australia terhadap telepon genggam Presiden SBY dan Ibu Negara
Ani Yudhoyono serta delapan pejabat tinggi RI pada tahun 2009 lalu.
Pada sudut kanan bawah gambar karikatur tersebut, Knight menuliskan 'taps leaked', merujuk pada bocornya dokumen rahasia yang menunjukkan adanya upaya penyadapan oleh Intelijen Australia.
Badan Intelijen Australia (Defence Signals Directorate) bekerja
bahu-membahu dengan badan keamanan nasional Amerika Serikat (National
Security Agency) untuk memperoleh informasi yang menjadi target mereka.
Semua itu diungkapkan Edward Snowden --mantan kontraktor NSA yang kerap
membocorkan rahasia intelijen AS-- dalam dokumen yang ia bocorkan dan
dilansir harian Inggris The Guardian, 2 November 2013.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar