Penduduk Bumi pada tahun 2100 diperkirakan membludak menjadi 11 miliar dari jumlah total populasi 7,2 miliar saat ini.
Dilansir Discovery News, Rabu
27 November 2013, beberapa ilmuwan melihat kemungkinan
pertumbuhan
penduduk itu bisa membawa bencana bagi Bumi. Sebab kota-kota di dunia
akan semakin padat, sumber daya alam semakin menipis dan dampak
perubahan iklim yang kian memburuk.
Soal perubahan iklim,
mayoritas ilmuwan sepakat manusia merupakan pihak yang paling
bertanggung jawab atas menghangatnya suhu Bumi sejak 1950 silam.
"Ini
pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Sebab, ilmu iklim tak secara tegas
mampu mengidentifikasi dampak khusus, atau perubahan yang telah terjadi
sejauh ini sebagai dampak langsung dari perubahan iklim," jelas Amy
Snover, Kepala Direktur Kelompok Dampak Iklim yang juga peneliti Center for Science in the Earth System, University of Washington, Seattle, AS.
Amy
mengatakan, manusia hari ini diperlihatkan banyak perubahan Bumi yang
menandakan ada masalah, dan mendesak manusia agar lebih awas dan
khawatir terhadap kondisi Bumi di masa depan.
Pertambahan
penduduk juga dinilai mempercepat perubahan iklim global. Pasalnya,
pertambahan penduduk akan berkaitan dengan peningkatan tren produksi
karbon.
Pada tahun 2008, China, AS, Uni Eropa, India, Rusia,
Jepang, dan Kanada telah tumbuh sebagai negara penghasl emisi
karbondioksida. Jika semua negara digabung, mereka berkontribusi 70
persen emisi karbon dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sisanya, 30
persen, emisi dari selruh negara sisa.
Antisipasi pangan
Menurut
Robert Engelman, Presiden Worldwatch Institute, sebuah lembaga
lingkungan berbasis di Washington DC mengatakan, saat ini tak mungkin
mempertimbangkan berapa banyak rata-rata orang dari populasi negara yang
memancarkan emisi.
"Kita harus berpikir apa yang akan terjadi pada orang-orang di negara penghasil emisi besar 70 tahun mendatang," ujar dia.
Dalam
dua dekade, menurut estimasi PBB, emisi karbon negeri Tirai Bambu
mengalami peningkatan tiga kali, mulai 2.46 juta ton karbon (1990)
sampai 8,29 juta (2010).
Pertambahan jumlah penduduk juga akan
berdampak pada kapasitas pasokan pangan di masa depan. Dengan ruang yang
makin sempit sementara lahan pertanian masih tetap menjadi tantangan
bagi kelangsungan manusia di masa depan.
"Dalam 50 tahun ke
depan, kita perlu menghasilkan lebih banyak makanan dari yang kita
miliki saat ini. Itu untuk memberi makan sembilan miliar orang," kata
Griggs, ahli iklim Monash University.
"Tapi, karena kita tidak
memiliki lebih banyak lahan pertanian, kita harus memproduksi semua
makanan ini di tanah yang memproduksi makanan saat ini," tambah dia.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar