Kiprah Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 berujung manis.
Skuad Cipayung berhasil memboyong 2 gelar di ajang bergengsi yang
berlangsung 5 - 11 Agustus 2013 silam di Guangzhou, China. Sukses ini
menghentikan puasa gelar juara dunia bagi Indonesia yang terakhir diraih
pada tahun 2007 lalu.
Adalah nomor ganda putra dan ganda
campuran yang menjadi andalan kali ini. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
berhasil mengikuti jejak Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan merebut
titel sebagai juara dunia. Prestasi ini melebihi dari target awal yang
diusung PBSI yakni hanya mengincar satu gelar.
Datang sebagai
juara All England 2013, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir maju sebagai
unggulan ketiga dan menjadi nomor yang paling diharapan untuk mendulang
sukses kali ini.
Sempat tertatih-tatih sejak babak 16 besar,
pasangan ini akhirnya memastikan gelar juara setelah menjungkalkan
pasangan tuan rumah sekaligus unggulan pertama, Xu Chen/Ma Jin dengan
skor 21-13, 16-21, 22-20. Kemenangan ini juga sekaligus membalas
kekalahan mereka dari ganda China ini pada semifinal Olimpiade London
2012 lalu.
Bagi Liliyana Natsir ini menjadi sukses ketiganya
setelah sebelumnya pada 2005 dan 2007 ia meraih juga gelar tersebut
bersama Nova Widianto sekaligus mencatatkan namanya sebagai
pebulutangkis putri pertama yang mampu meraih tiga gelar juara dunia
nomor ganda campuran.
"Tentunya senang bisa mencetak prestasi
seperti ini. Semoga tidak cuma tiga kali juara dunia, tapi lebih banyak
lagi" papar Liliyana kepada Badmintonindonesia.org.
Gelar yang
diraih Tontowi/Liliyana menjadi gelar juara dunia ganda campuran keempat
bagi Indonesia. Jauh sebelum kemenangan Nova/Liliyana, pasangan
Christian Hadinata/Imelda Wiguna tercatat pernah menjadi juara dunia
pada tahun 1980.
Catatan impresif juga ditunjukan Hendra
Setiawan/M. Ahsan. Turun sebagai unggulan keenam, pasangan ini mampu
melenggang ke podium juara tanpa kehilangan satu set pun di turnamen
ini. Puncaknya di laga final Hendra/Ahsan berjaya menaklukan duet
Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-13, 23-21 dalam tempo 33
menit.
Gelar ini adalah yang kedua kalinya bagi Hendra Setiawan
setelah pada 2007 merebut titel kampiun sejagad bersama Markis Kido.
Performa menawan pasangan ini pun makin sempurna setelah di penghujung
tahun ini menjadi juara di ajang BWF World Super Series Finals di
Malaysia, yang menutup rangkaian sukses mereka di tahun 2013 ini dengan
total merebut 6 gelar juara dan mengukuhkan posisi mereka sebagai ganda
putra nomor satu dunia saat ini.
“Perjalanan kami tahun ini
sempat turun juga saat Ahsan cedera, tapi tentunya kami senang bisa
meraih beberapa gelar penting tahun ini, seperti Kejuaraan Dunia dan
kami pun senang bisa mendapat gelar Super Series Finals untuk pertama
kalinya, hitung-hitung gelar akhir tahun,” ujar Hendra, dalam rilis
PBSI.
Sepanjang 2013 total Indonesia telah meraih 11 gelar Super Series, 2 gelar juara dunia,
15 gelar Grand Prix dan Grand Prix Gold, 3 medali emas SEA Games. Untuk
turnamen beregu, Indonesia sukses menembus final kejuaraan dunia beregu
campuran junior 2013 dan terhenti di perempat final Piala Sudirman 2013
setelah dihempaskan China 2-3.
Dari beberapa pencapaian
tersebut, menunjukan ada tren yang meningkat dari raihan prestasi tim
bulutangkis Indonesia. Terlebih lagi kepengurusan PBSI dibawah Gita
Wirjawan kali ini memang tengah sangat gencar melakukan pembenahan baik
dalam bidang organisasi, pembinaan serta penerapan regulasi sponsorship
bagi para pemain.
Lalu apakah serangkaian pembenahan tersebut
akan dapat bermuara pada bangkitnya kembali kejayaan bulutangkis kita?
patut kita nantikan.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar