Banyak pemimpin dan warga dunia telah menyatakan duka cita mendalam atas
wafatnya pejuang kemanusiaan dan anti diskriminasi Afrika Selatan,
Nelson Mandela. Namun, di negerinya sendiri, banyak warga yang menyambut
kepergian mantan pemimpin mereka yang sudah berusia 95 tahun itu dengan
bernyanyi dan menari.
Menurut stasiun berita CNN,
dengan mengutip media setempat, para warga langsung berkumpul di luar
rumah Mandela di pinggir Kota Johannesburg, tak lama setelah dinyatakan
wafat pada Kamis malam pukul 20.50 waktu setempat (Jumat dini hari WIB).
Mereka datang bukan untuk menangisi Mandela, melainkan memberi
penghormatan dengan cara yang unik.
Secara spontan mereka
bersama-sama bernyanyi beberapa lagu tradisional sambil menari dengan
gaya khas Afrika Selatan. Para warga yang datang itu dari berbagai etnis
dan suku bangsa.
"Kita harus memberi penghormatan kepada
Mandela, pemimpin terbaik sepanjang massa," kata seorang pemuda berusia
23 tahun bernama Zaid Paruk. Pemandangan serupa juga berlangsung di
beberapa tempat.
Di Kota Soweto, banyak warga memberi
penghormatan secara meriah atas kepergian Mandela dengan mengibarkan
bendera nasional dan spanduk bergambar pemimpin kharismatik itu.
Leon
Curling-Hope mengaku bahwa dia sedang bekerja ketika beberapa orang
langsung menyanyi lagu kebangsaan Afrika Selatan begitu mendengar berita
wafatnya Mandela. "Semua orang tampak emosional, namun pesan yang
disampaikan adalah cinta dan kebahagiaan," kata Curling-Hope kepada
reporter program iReporter di CNN.
"Semua orang saling berpegangan tangan dan bernyanyi. Mereka juga mengungkapkan kenangan masing-masing," lanjut Curling-Hope.
Semasa
hidup dan masih bugar, Mandela pun gemar menari dan bernyanyi secara
spontan. Itu diperlihatkannya ketika bertemu dengan rakyat semasa
menjadi presiden Afrika Selatan pada dekade 90an.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar