Kamis, 05 Desember 2013

Rakyat Afrika Selatan Sambut Wafatnya Mandela dengan "Meriah"

Banyak pemimpin dan warga dunia telah menyatakan duka cita mendalam atas wafatnya pejuang kemanusiaan dan anti diskriminasi Afrika Selatan, Nelson Mandela. Namun, di negerinya sendiri, banyak warga yang menyambut kepergian mantan pemimpin mereka yang sudah berusia 95 tahun itu dengan bernyanyi dan menari.

Menurut stasiun berita CNN, dengan mengutip media setempat, para warga langsung berkumpul di luar rumah Mandela di pinggir Kota Johannesburg, tak lama setelah dinyatakan wafat pada Kamis malam pukul 20.50 waktu setempat (Jumat dini hari WIB). Mereka datang bukan untuk menangisi Mandela, melainkan memberi penghormatan dengan cara yang unik.

Secara spontan mereka bersama-sama bernyanyi beberapa lagu tradisional sambil menari dengan gaya khas Afrika Selatan. Para warga yang datang itu dari berbagai etnis dan suku bangsa.

"Kita harus memberi penghormatan kepada Mandela, pemimpin terbaik sepanjang massa," kata seorang pemuda berusia 23 tahun bernama Zaid Paruk. Pemandangan serupa juga berlangsung di beberapa tempat.

Di Kota Soweto, banyak warga memberi penghormatan secara meriah atas kepergian Mandela dengan mengibarkan bendera nasional dan spanduk bergambar pemimpin kharismatik itu.

Leon Curling-Hope mengaku bahwa dia sedang bekerja ketika beberapa orang langsung menyanyi lagu kebangsaan Afrika Selatan begitu mendengar berita wafatnya Mandela. "Semua orang tampak emosional, namun pesan yang disampaikan adalah cinta dan kebahagiaan," kata Curling-Hope kepada reporter program iReporter di CNN.

"Semua orang saling berpegangan tangan dan bernyanyi. Mereka juga mengungkapkan kenangan masing-masing," lanjut Curling-Hope.

Semasa hidup dan masih bugar, Mandela pun gemar menari dan bernyanyi secara spontan. Itu diperlihatkannya ketika bertemu dengan rakyat semasa menjadi presiden Afrika Selatan pada dekade 90an.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar