Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan bantuan bagi
negara Palestina yang saat ini masih terus membangun. Salah satunya
dengan menjadi tuan rumah Konferensi Kerjasama antara Negara-Negara Asia
Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) ke-2.
Untuk
penyelenggaraan CEAPAD ke-2 akan digelar pada 1 Maret 2014, di Gedung
Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat. Demikian diungkapkan Direktur
Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, A.M. Fachir, saat
memberikan keterangan pers, Rabu, 19 Februari 2014.
Dalam CEAPAD
ke-2 ini akan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dan Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad. Selain Palestina, total
lima negara lain sudah memastikan diri untuk hadir. Kelima negara
tersebut yakni Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, Thailand, dan Uni
Emirat Arab.
Selain itu, juga akan hadir perwakilan dari lima
organisasi internasional. Menurut Fachir, perbedaan penyelenggaraan
CEAPAD tahun ini yakni Pemerintah Indonesia akan ikut melibatkan sektor
swasta.
"Jadi, dengan dilibatkannya sektor swasta, akan
memberikan nuansa baru dalam konferensi ini. Mereka rata-rata akan
berasal dari pengusaha yang nota benenya lebih menggunakan pendekatan
komersial," ujar pria yang terpilih menjadi Duta Besar RI di Arab Saudi
ini.
Sebab itu, dalam penyelenggaraan CEAPAD ke-2, Kemenlu juga
menggelar pertemuan pebisnis dan pameran dagang di sela-sela acara yang
berlangsung tanggal 1-2 Maret 2014. Dalam pertemuan bisnis itu akan
dilaksanakan seminar dan penampilan produk-produk Palestina.
Fachir
mengatakan, melalui konferensi kali ini diharapkan, baik Indonesia dan
negara peserta lainnya, dapat mengidentifikasi kebutuhan Palestina.
Sementara itu, ungkap Fachir, Indonesia telah berkontribusi nyata dengan
membantu melatih sekitar 1.200 warga Palestina.
"Pendekatan
lebih ke arah pembangunan kapasitas. Bisa saja Indonesia yang
mengirimkan tenaga ahli ke Palestina atau tenaga dari Palestina dikirim
ke Indonesia," kata Fachir.
Dia beralasan, selama ini memberikan
bantuan berupa pelatihan, karena hal tersebut sesuai dengan kemampuan
Indonesia. Kendati begitu, nominal yang telah diberikan untuk pemberian
pelatihan terhadap 1.200 orang telah mencapai US$10 juta atau Rp118
miliar dalam kurun periode 2008-2013.
Kendati tahun lalu telah
terlewati, ungkap Fachir, tidak lantas bantuan dari Indonesia untuk
Palestina terhenti. CEAPAD ini merupakan bagian dari mekanisme pelengkap
dari komitmen Kemitraan Strategis Asia Afrika (NAASP) yang sudah
dibentuk sejak tahun 2008 silam.
Salah satu komitmen pemberian
bantuan bagi Palestina di bawah kerangka NAASP yakni memberikan
pelatihan keterampilan kepada 10 ribu warga Palestina. Indonesia
mengajukan diri untuk melatih sekitar 1.000 orang Palestina dari periode
2008 hingga 2013.
Sementara itu, terbentuknya CEAPAD secara
khusus digagas oleh Pemerintah Jepang yang bertujuan membangun
perekonomian Palestina.
Gagasan CEAPAD ini dibentuk setelah PM
Salam mendesak negara-negara donor di kawasan Asia Timur untuk membagi
kekayaan dan pengetahuan mereka untuk pembangunan bangsa Palestina.
"Kami
melihat pengalaman negara-negara Asia Timur sangat menginspirasi,"
ungkap Salam yang berkunjung ke Jepang pada 14 Februari 2013. lalu
Dia
juga merujuk kepada keberhasilan negara-negara di Asia Timur yang
berhasil melepaskan diri dari ketergantungan bantuan luar negeri.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar