Setelah sempat mereda, isu penyadapan yang dilakukan badan intelijen
Australia kembali merebak setelah Edward Snowden mengungkapkan sejumlah
pelanggan Telkomsel dan Indosat disadap oleh pihak negara kanguru
tersebut.
Saat ini, para peretas diketahui sedang dalam posisi siaga, dan siap
menyerang jika memang dibutuhkan atau apa yang dilakukan Australia
benar-benar menyinggung harga diri bangsa.
Seorang hacker yang akhir tahun lalu ikut menyerang beberapa situs
pemerintah Australia menyatakan dirinya dan rekan-rekan hacker masih
melihat kondisi lebih dulu. "Jika diperlukan dan disepakati teman-teman,
kita akan gelar kembali serangan terhadap Australia. #Op Australia bisa
saja dihidupkan kembali," katanya kepada merdeka.com, Rabu (19/2).
Sebagaimana diketahui, November lalu, sebagai buntut penyadapan yang
dilakukan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri dan
juga Ibu Negara, para hacker bahu-membahu menyerang situs-situs
pemerintahan. Tidak sembarangan situs diserang, melainkan situs
intelijen, perbankan termasuk kepolisian Australia diserang dan dibuat
down berhari hari.
Serangan sebelumnya dilancarkan dengan metode DDOS (distributed
denial of service). Di mana sebuah situs diserang beramai-ramai pada
waktu yang sama.
Namun, hacker lainnya mengungkapkan belum ada rencana menyerang
kembali Australia, dan kalau pun ada, hanya kelompok kecil, belum
mengarah ke serangan secara massal secara bersama-sama. "Yang ada malah
wacana menyerang Israel secara besar-besaran pada 7 Maret mendatang,
bahkan grup di Facebook pun sudah dibuat dan disiapkan," tuturnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar