Jumat, 06 Juni 2014

Ucap ‘Bismillah’ saat berpidato didepan Obama, Ayah Bowe Bergdahl seorang Muslim?

 
 Video liputan pidato Bob Bergdahl, ayah dari Sersan Bowe Bergdahl—tentara AS yang ditawan Thaliban—di Gedung Putih pada Sabtu (31/5/2014) mengguncang kepercayaan Amerika Serikat terhadap Presiden Barack Obama, demikian menurut Allen B. West, seorang politisi Republikan pada situs resminya, Senin (2/6/2014).

Hal tersebut dipicu oleh hasil analisa Clare Lopez, mantan petugas operasi CIA, seorang ahli kebijakan dan intelijen strategis dengan fokus pada Timur Tengah, pertahanan nasional, WMD, dan isu-isu kontraterorisme, melalui emailnya kepada West.

Lopez mengherankan mengapa tidak ada media AS yang jeli dengan kalimat pembuka Bob Bergdahl menyusul pernyataan Obama mengenai kebijakannya untuk segera menukar Sersan Bowe dengan 5 orang Taliban, tawanan Guantanamo asal Afghanistan.

“Kalimat itu adalah bismillah, itu kalimat pembuka untuk semua surat di dalam Al-Qur’an,” tegas Lopez kepada West dalam emailnya.

Analisa Lopez disebut West sebagai hal yang memprihatinkan AS. Lebih dalam lagi, West menyatakan, ini adalah fakta bahwa “Islam” telah masuk ke Gedung Putih dan harus diterima masyarakat Amerika Serikat, “Bukan konspirasi dan bukan isu.”

Apalagi Obama menampakkan pelukan bersahabat dengan Bob, yang diragukan nasionalismenya dan dituduh pro-Islam.

Dengan sebab ucapan bismillah, maka kini West menyebarkan wacana kepada masyarakat AS guna meragukan kesetiaan Bergdahl sekeluarga terhadap negaranya. Namun beberapa kalangan di media sosial belum yakin sepenuhnya apakah mereka sudah memeluk Islam, karena Bob dan istri tidak beratribut Muslim secara lengkap dan tidak mengucapkan salam pada pernyataannya di video tersebut.

Bowe Bergdahl sendiri, terakhir terpublikasi melalui video yang dirilis Taliban pada April lalu, nampak sehat dan memeragakan gerakan push up, lantas bermohon agar dibebaskan oleh Pemerintah AS melalui pertukaran tahanan Taliban.

Sementara itu, pada pemberitaan Daily Mail di Inggris, seorang deputi komandan Taliban di distrik Paktika—lokasi basis militer dimana Bowe bertugas dan diculik—yang menyebut dirinya Haji Nadeem, mengatakan bahwa Bowe mengajarinya cara membongkar telepon selular dan mengubahnya menjadi remote control untuk sebuah bom pinggir jalan.

Haji Nadeem mengatakan bahwa ia juga menerima pelatihan dasar penyergapan dari tentara AS. Namun semua pelatihan dasar yang Bowe ajarkan kepada mujahidin sebenarnya sudah dikuasai oleh mujahidin Afghanistan sejak lama sebelumnya.

Seperti ketrampilan membuat bom remote control jarak jauh yang disebut IED (Improved Electronic Device) adalah teknologi tercanggih yang dikuasai oleh mujahidin Al Qaidah sejak sebelum Bowe ditangkap.

Berikut Videonya:
[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar