Dari tahun demi tahun, banyak hacker yang menyatakan 'pensiun' dan
banyak pula peretas muda yang mulai tumbuh. Dalam suatu ungkapan, siapa
saja boleh membelenggu raga, namun tidak dapat menghentikan semangat dan
ide.
Sampai sekarang ini, sudah banyak sekali peretas baik yang
masuk dalam kategori newbie (pemula) atau juga yang sudah berkaliber
profesional ditangkap pihak berwajib.
Mayoritas dari mereka
mendapatkan ganjaran hukuman penjara yang relatif lama serta tuntutan
uang ganti rugi yang cukup besar, namun ada pula yang langsung direkrut
untuk dipekerjakan sebagai 'satpam' cyber.
Seperti contohnya
adalah Jeremy Hammond. Dia adalah seorang hacker muda berusia 28 tahun
dari Chicago yang berhasil ditangkap pihak kepolisian (FBI) karena telah
merilis jutaan email di sebuah perusahaan bernama Strategic Forecasting
secara online.
Dikutip dari The Guardian (14/11), dalam
pembelaannya, Hammond mengatakan, "Saya melakukan hal ini karena saya
percaya bahwa masyarakat wajib dan perlu tahu apa yang selama ini
dilakukan oleh pemerintah serta pihak korporasi. Saya melakukan apa yang
saya yakini benar."
Selain Hammond, ada banyak para peretas yang
juga memiliki pandangan sama berhasil ditangkap pihak kepolisian.
Beberapa bulan lalu, ada sekitar 13 anggota dari kelompok hacktivist
berhasil tertangkap.
Tidak hanya itu saja, beberapa hari lalu,
ada seorang hacker dengan nama samaran 'The Messiah' juga berhasil
ditangkap kepolisian Singapura setelah Anonymous melancarkan serangan ke
negara ini sebelumnya.
Tidak sedikit yang memandang ulah dan
aksi para peretas ini merupakan suatu hal yang konyol dan merugikan
pihak lain. Namun, ada pula pihak yang membela dengan mengatakan bahwa
sesuatu yang bersifat publik harus diketahui oleh publik juga.
Memang,
tidak dapat menutup mata bahwa ada pula beberapa peretas yang melakukan
aksi iseng dengan defacing atau lainnya hanya untuk sekadar pamer dan
memamerkan eksistensi diri sendiri atau kelompoknya saja.
Namun
kembali ke masalah para aktivis yang berpihak pada masyarakat ini,
peretas-peretas tersebut ingin menciptakan sebuah generasi yang tidak
lagi dibodohi oleh kekuatan tirani atau juga yang tumbuh di sebuah
negara yang pemerintahannya telah dikendalikan oleh pihak lain.
Seperti
halnya sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang yang
mengilhami sebuah film berjudul V for Vendetta, Guy Fawkes, pemerintah
atau pihak tirani dapat saja membelenggu tubuh atau bahkan membunuhnya,
namun mereka tidak dapat menghancurkan sebuah ide, jiwa dan semangat.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar