Foto-foto dari para muslim Inggris tengah melakukan jihad
bersama kelompok pemberontak terkait dengan Al-Qaidah di Suriah kemarin
beredar di Internet.
Setidaknya 17 orang diduga ekstremis Islam mengunggah pesan di media
sosial tentang pengalaman
mereka di Suriah. Ini upaya mereka mendorong
para muslim Inggris lainnya mau bergabung dengan mereka, seperti
dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (22/11).
Salah satunya menyebut pertempuran di Suriah sebagai 'Jihad bintang
5' sebab ketenangan alamnya. Di foto-foto itu mereka mengangungkan misi
jihad sejauh 3.000 kilometer dari rumah mereka di Ibu Kota London dan
Kota Portsmouth.
Salah satu gambar dari seorang pejuang Inggris bernama Abu Qa'qaa
memperlihatkan bagaimana dia bisa membawa tambahan amunisi di
janggutnya. Sementara foto lainnya memperlihatkan seorang pejuang
mengenakan topeng dan memegang senapan serbu.
Sumber-sumber keamanan percaya lebih dari 350 warga Inggris telah
bergabung dengan kelompok Islam ekstremis dalam pertempuran mematikan di
Suriah. Empat orang, termasuk anak dari seorang pedagang barang antik
di London, tewas dalam dua insiden baru-baru ini.
MI5 (badan kontra intelijen dalam negeri Inggris) menjadi semakin
khawatir tentang ancaman ditimbulkan oleh kelompok ekstremis ini saat
kembali ke Inggris dari Suriah. MI5 khawatir mereka bakal melakukan
kekejaman di Inggris.
Sebuah kelompok terdiri dari delapan orang direkrut dari Inggris kini tengah berjuang dengan Al-Qaidah di utara Suriah.
Mereka ambil bagian dalam pertempuran di perbatasan dengan Turki, dan
beberapa dari mereka menjelajah sampai 100 kilometer ke wilayah daratan
dalam operasi di sekitar kota dikuasai kelompok pemberontak di
Ar-Raqqah.
Kelompok itu bernama Kataa'ib, dalam bahasa Inggris berarti Brigade.
Selain mengelola media sosial akan memberikan detail kegiatan mereka,
beberapa kelompok juga mengoperasikan blog dan bahkan berpartisipasi
dalam sesi tanya jawab dengan para pendukung. Mereka kerap mendesak
orang lain untuk bergabung dengan mereka. Semua anggota kelompok
menggunakan nama samaran.
Sebagian besar dari mereka tidak mau memperlihatkan wajah mereka.
Tapi dari penyelidikan telah menyatakan beberapa identitas mereka,
memiliki koneksi di London dan Portsmouth.
Ifthekar Jaman, yang menyebut dirinya sebagai 'Sorban' di dunia maya,
telah mengunggah serangkaian pesan menggambarkan keterlibatannya dengan
kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaidah di Suriah.
Dia tinggal di wilayah Southsea, Portsmouth, sebelum terbang ke Turki
pada Mei lalu, dan membuat jalan untuk melintasi perbatasan ke Suriah
demi melancarkan jihad.
Jaman, 23 tahun, dikenal di suriah sebagai Abu Abdur Rahman al-Britani atau Abu Abdur Rahman Al-Bengali.
Orangtua Jaman berasal dari Bangladesh. Dia menulis di media sosial ingin menjadi martir.
'Siapapun Anda ingin datang, maka datanglah. Baik sendiri atau dengan
sebuah kelompok," tulis Jaman pada 30 September lalu. "Keduanya baik.
Tidak ada uang yang diperlukan ketika Anda datang. Jalan terbuka
sekarang."
"Beberapa orang berpikir bahwa jihad di Suriah adalah pertempuran
tanpa henti, tapi ini jauh lebih santai dari itu," seru Jaman, pada 21
September lalu. Mereka menyebutnya jihad bintang 5.
Ibu Jaman, Hena Choudhury, mengatakan bahwa dia berpikir anaknya itu
ada di Turki untuk belajar. "Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya
khawatir atas keselamatannya."
Direktur Jenderal Layanan Keamanan MI5, Andrew Parker, telah
memperingatkan terhadap ancaman-ancaman ditimbulkan para pelaku jihad
yang bepergian baik dari dan ke Suriah.
Tiga pria diyakini muslim radikal dari London tewas dalam sebuah
ledakan di saat mereka menyerang pasukan setia kepada Presiden Suriah
Basyar al-Assad di dekat Aleppo. Sementara orang keempat tertembak dua
pekan kemudian.
Salah satu dari mereka bernama Muhammed el-Araj, 23 tahun, dari
Ladbroke Grove, London Barat, putra dari penjual barang antik. Dia juga
memakai nama Abu Khalid. Seorang warga Inggris menyebut dirinya Abu
hujama al-Britani juga terbunuh.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar