Masih ingat dengan pria bersorban yang sempat mengamuk dan memaki-maki
polisi saat terjaring razia Zebra Lodaya, Kamis (5/12) pekan lalu?
Akibat ulahnya tersebut, pria yang kesehariannya mengobati pasien
gangguan jiwa itu kini berurusan dengan aparat penegak hukum.
Polres Karawang menetapkan pria bernama Sahal itu menjadi tersangka. Ia
disangka melakukan penghinaan terhadap petugas kepolisian. Dalam
Pemeriksaan pertamakali yang dimulai hari Rabu (11/12) itu, pihak
kepolisian memeriksa delapan saksi. Dari hasil pemeriksaan kedelapan
saksi tersebut, polisi menemukan bukti-bukti yang cukup untuk
menetapkannya sebagai tersangka. "Yang bersangkutan kita panggil untuk
pertama kalinya dan langsung menghadiri pemeriksaan. Dari hasil
pemeriksaan para saksi dengan yang bersangkutan akhirnya kita menemukan
cukup bukti untuk menetapkan sebagai tersangka," ujar Kasat Reskrim
Polres Karawang AKP Mirzal Maulana, Rabu (11/12).
Mirzal mengatakan, sebelumnya penyidik telah meminta keterangan dari
delapan orang saksi. Pemeriksaan tersebut menerutnya atas dasar laporan
Kanit Laka Satlantas Polres Karawang Iptu Heri Nurcahyo yang pada saat
itu memimpin jalannya operasi. "Kita sangkakan yang bersangkutan
melakukan penghinaan terhadap polisi pada Operasi Zebra Lodaya 2013
beberapa waktu lalu," katanya.
Meskipun telah ditetapkan sebagai tersangka, namun pihak kepolisian
tidak melakukan penahanan dan hanya mewajibkan lapor. Dalam perkara ini,
tersangka dijerat pasal berlapis yaitu pasal 335, 310, 316 dan 212
KUHP. "Yang bersangkutan tidak ditahan, namun wajib lapor dua kali dalam
satu minggu hingga berkasnya dilimpahkan ke kejaksaan," paparnya.
Sementara, tersangka mengaku tindakan memaki petugas pada saat itu tidak
sengaja. "Aku refleks karena saya kaget ketika polisi menakuti saya,
katanya kalau anak saya mau dipenjara. Saya menyesal dan meminta maaf,"
ujarnya.
Dengan tindakan yang dilakukannya, pria yang mengaku sebagai ahli
pengobatan jiwa itu meminta peristiwa tersebut jangan dibesar-besarkan.
Dirinya mengungkapkan, pakaian sorban yang selalu dikenakan setiap
harinya karena tuntutan profesi. "Jangan terlalu dibesar-besarkan. Saya
berpakaian seperti ini karena bertugas sebagai ahli pengobatan jiwa.
Saya menyesal. Saya minta maaf kepada umat manusia terutama kepada
polisi," katanya.
Terkait pelanggaran lalulintas yang dilakukannya, pria asal Cirebon itu
mengaku trauma jika mengenakan helm saat berkendaraan. "Karena rambut
saya panjang, saya pernah dikejar-kejar orang ketika menggunakan helm
disangka saya penjahat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, pria bersorban itu tiba-tiba memaki-maki anggota
satuan lalulintas Polres Karawang ketika terjaring razia Operasi Zebra
Lodaya, Kamis (5/12). Selain memaki-maki petugas, Sahal juga tidak
terima ditilang, padahal terbukti tidak menggunakan helm.
Ia yang kala itu menggunakan sepeda motor bernomor polisi E 3183 MX ini
diberhentikan oleh polisi lalulintas di depan Lapangan Karangpawitan
karena kedapatan tidak menggunakan helm. Ia mengenakan peci putih diikat
sorban di bagian kepalanya.
Petugas pun menggiringnya ke meja tilang. Namun tiba-tiba, ketika hendak
ditilang, Sahal langsung ngamuk dan melontarkan kata-kata kasar kepada
petugas kepolisian. "Hampir di seluruh Indonesia SIM dijual, kemarin
anak saya ditilang tidak melalui sidang. Saya punya buktinya," ujarnya.
Sahal juga sempat mengatakan bahwa dirinya keliling Indonesia tidak
pernah menggunakan helm. Karena menurutnya, menggunakan peci atau sorban
di kepala lebih nyaman. "Lebih nyaman pakai peci dari pada pakai helm.
Saya keliling Indonesia tidak pernah pakai helm," katanya.
Kontan saja insiden ini menjadi tontonan masyarakat. Meski sudah sempat
diberikan pemahaman oleh anggota kepolisian dan warga, pria ini terus
mengoceh sambil memaki-maki polisi. Menariknya, pria berjenggot ini
sempat melontarkan kata-kata bahwa dirinya bukan teroris. "Biarkan saya
marah, saya bukan teroris. Bangsat. Saya dituduh teroris," teriaknya.
Pria yang mengenakan sarung ini juga sempat mengutarakan jika aparat
kepolisian bukan kaum muslim, maka dia tak segan-segan untuk
mengebomnya. "Saya orang Islam, kalau bukan orang Islam saya akan bom,"
teriaknya lantang.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar