Kamis, 12 Desember 2013

Akhirnya pria bersorban yang maki-maki polisi jadi tersangka

Masih ingat dengan pria bersorban yang sempat mengamuk dan memaki-maki polisi saat terjaring razia Zebra Lodaya, Kamis (5/12) pekan lalu? Akibat ulahnya tersebut, pria yang kesehariannya mengobati pasien gangguan jiwa itu kini berurusan dengan aparat penegak hukum.

Polres Karawang menetapkan pria bernama Sahal itu menjadi tersangka. Ia disangka melakukan penghinaan terhadap petugas kepolisian. Dalam Pemeriksaan pertamakali yang dimulai hari Rabu (11/12) itu, pihak kepolisian memeriksa delapan saksi. Dari hasil pemeriksaan kedelapan saksi tersebut, polisi menemukan bukti-bukti yang cukup untuk menetapkannya sebagai tersangka. "Yang bersangkutan kita panggil untuk pertama kalinya dan langsung menghadiri pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan para saksi dengan yang bersangkutan akhirnya kita menemukan cukup bukti untuk menetapkan sebagai tersangka," ujar Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Mirzal Maulana, Rabu (11/12).

Mirzal mengatakan, sebelumnya penyidik telah meminta keterangan dari delapan orang saksi. Pemeriksaan tersebut menerutnya atas dasar laporan Kanit Laka Satlantas Polres Karawang Iptu Heri Nurcahyo yang pada saat itu memimpin jalannya operasi. "Kita sangkakan yang bersangkutan melakukan penghinaan terhadap polisi pada Operasi Zebra Lodaya 2013 beberapa waktu lalu," katanya.

Meskipun telah ditetapkan sebagai tersangka, namun pihak kepolisian tidak melakukan penahanan dan hanya mewajibkan lapor. Dalam perkara ini, tersangka dijerat pasal berlapis yaitu pasal 335, 310, 316 dan 212 KUHP. "Yang bersangkutan tidak ditahan, namun wajib lapor dua kali dalam satu minggu hingga berkasnya dilimpahkan ke kejaksaan," paparnya.

Sementara, tersangka mengaku tindakan memaki petugas pada saat itu tidak sengaja. "Aku refleks karena saya kaget ketika polisi menakuti saya, katanya kalau anak saya mau dipenjara. Saya menyesal dan meminta maaf," ujarnya.

Dengan tindakan yang dilakukannya, pria yang mengaku sebagai ahli pengobatan jiwa itu meminta peristiwa tersebut jangan dibesar-besarkan. Dirinya mengungkapkan, pakaian sorban yang selalu dikenakan setiap harinya karena tuntutan profesi. "Jangan terlalu dibesar-besarkan. Saya berpakaian seperti ini karena bertugas sebagai ahli pengobatan jiwa. Saya menyesal. Saya minta maaf kepada umat manusia terutama kepada polisi," katanya.

Terkait pelanggaran lalulintas yang dilakukannya, pria asal Cirebon itu mengaku trauma jika mengenakan helm saat berkendaraan. "Karena rambut saya panjang, saya pernah dikejar-kejar orang ketika menggunakan helm disangka saya penjahat," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pria bersorban itu tiba-tiba memaki-maki anggota satuan lalulintas Polres Karawang ketika terjaring razia Operasi Zebra Lodaya, Kamis (5/12). Selain memaki-maki petugas, Sahal juga tidak terima ditilang, padahal terbukti tidak menggunakan helm.

Ia yang kala itu menggunakan sepeda motor bernomor polisi E 3183 MX ini diberhentikan oleh polisi lalulintas di depan Lapangan Karangpawitan karena kedapatan tidak menggunakan helm. Ia mengenakan peci putih diikat sorban di bagian kepalanya.

Petugas pun menggiringnya ke meja tilang. Namun tiba-tiba, ketika hendak ditilang, Sahal langsung ngamuk dan melontarkan kata-kata kasar kepada petugas kepolisian. "Hampir di seluruh Indonesia SIM dijual, kemarin anak saya ditilang tidak melalui sidang. Saya punya buktinya," ujarnya.

Sahal juga sempat mengatakan bahwa dirinya keliling Indonesia tidak pernah menggunakan helm. Karena menurutnya, menggunakan peci atau sorban di kepala lebih nyaman. "Lebih nyaman pakai peci dari pada pakai helm. Saya keliling Indonesia tidak pernah pakai helm," katanya.

Kontan saja insiden ini menjadi tontonan masyarakat. Meski sudah sempat diberikan pemahaman oleh anggota kepolisian dan warga, pria ini terus mengoceh sambil memaki-maki polisi. Menariknya, pria berjenggot ini sempat melontarkan kata-kata bahwa dirinya bukan teroris. "Biarkan saya marah, saya bukan teroris. Bangsat. Saya dituduh teroris," teriaknya.

Pria yang mengenakan sarung ini juga sempat mengutarakan jika aparat kepolisian bukan kaum muslim, maka dia tak segan-segan untuk mengebomnya. "Saya orang Islam, kalau bukan orang Islam saya akan bom," teriaknya lantang.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar