Di tengah tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mobil
listrik mungkin menjadi salah satu solusi alat transportasi masyarakat.
Beberapa lembaga seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta
Menteri BUMN Dahlan Iskan gencar mempromosikan mobil listrik.
Namun demikian, Ricky Desai anggota Tim Putra Petir, para perancang mobil listrik yang dikumpulkan Dahlan Iskan, cukup pesimis.
Dia sulit percaya Indonesia akan mampu produksi mobil listrik 100 persen dalam negeri dalam waktu dekat.
Dia menyebut saat ini Indonesia tidak siap dalam manufaktur produksi
mobil listrik masal. Produksi masal mobil listrik berbeda dengan
prototype yang dirakit satu per satu.
"Kita belum siap produksi masal dalam waktu dekat. Komponen kita
tidak siap untuk industri manufaktur," ucap Ricky ketika ditemui
merdeka.com di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).
Selain itu, Ricky menyangsikan kebijakan pemerintah yang tidak
mendukung sepenuhnya untuk produksi mobil listrik. Bahkan sambil
tersenyum Ricky menyebut pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
harus diganti untuk produksi masal mobil listrik.
"Harus ada pemimpin yang pro ini, mungkin ada pengganti SBY dulu," tutupnya sambil tersenyum.
Sejauh ini, Ricky dan teman-temannya dari Tim Putra Petir baru
membuat purwarupa mobil listrik dengan bentuk mirip Lamborghini bermerek
Selo dan Gendis.
Kedua mobil listrik tersebut memiliki komponen yang sama, hanya saja
perbedaan terletak pada power dan speed. Selo dengan konsep sport bisa
melaju dengan hingga kecepatan 200 km/jam, sementara untuk Gendis hanya
140 km/jam.
Dari uji coba di beberapa daerah, misalnya Bandung dan Yogyakarta,
baterai kedua mobil yang dirancang Tim Putra Petir itu mampu bertahan
untuk enam jam pemakaian.
Sejauh ini, baru Kementerian Riset dan Teknologi yang secara tegas
mendukung pengembangan Selo dan Gendis agar bisa diproduksi massal.
Menristek Gusti Muhammad Hatta bulan lalu menyatakan bahwa pada 2015,
pihaknya akan mengupayakan supaya mobil listrik buatan dalam negeri bisa
mulai diproduksi untuk kepentingan selain uji coba.
"Nanti akan kita pakai di kementerian-kementerian terlebih dahulu," kata Gusti.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar