Kendati ketegangan masih terjadi antara Indonesia dan Australia, namun
pemerintah negeri kangguru haqqul yakin kerja sama mengatasi
penyelundupan manusia tidak akan terganggu.
Hal ini disampaikan
Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison yang mengatakan bahwa
Indonesia tetap akan menghentikan kapal-kapal imigran gelap. Pasalnya,
menurut dia, hal ini juga merupakan kejahatan di Indonesia.
"Aksi
penyelundupan manusia tetap menjadi sebuah kejahatan di Indonesia,
sehingga saya yakin bahwa Pemerintah Indonesia akan terus melakukan
berbagai cara untuk mencegah kejahatan tersebut dilakukan di Indonesia,"
ujar Morrison kepada Sydney Morning Herald, Senin 25 November 2013.
Morrison
yakin betul Indonesia tetap akan menjadi mitra penting di masa
mendatang, khususnya dalam operasi penanganan penyelundupan manusia.
Padahal, dia belum berbicara dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM) RI, Amir Syamsuddin, usai penyadapan terungkap.
"Kami semua
tetap bekerja sama mengatasi isu ini secara konstruktif, secara
terhormat, sungguh-sungguh dan pragmatis. Itulah yang saat ini terjadi
dan kami semua berharap posisinya akan lebih baik," imbuh Morrison.
Ditanya soal turunnya elektabilitas pemerintahan Abbott dalam survei,
dia menegaskan bahwa hal itu tidak mempengaruhi kebijakan pemerintah
soal penyelundupan manusia. Selain itu, dia membantah survei Fairfax dan
Nielsen itu benar-benar menunjukkan ketidakpuasan publik pada
pemerintah.
Komentar Morrison ini berseberangan dengan pernyataan pihak Indonesia. Sebelumnya
pagi ini, Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan bahwa kepolisian tidak
akan mencegah imigran gelap masuk ke Australia.
Hal senada juga
diungkap Kepala Imigrasi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) di
Sumatera Utara, Rustanov. Dia mengatakan tentara militer RI sudah tidak
ada urusan lagi dengan Australia terkait aksi untuk membendung imigran
gelap yang ingin ke sana.
"Biarkan saja perahu yang membawa para
pencari suaka itu menuju ke sana. Tidak akan ada upaya pemantauan yang
dibutuhkan," ujar Rustanov.
Diberitakan sebelumnya, tiga
kerjasama dengan Australia yang dihentikan adalah pertukaran informasi
dan pertukaran intelijen, latihan militer, dan kerjasama soal
penyelundupan imigran gelap. Jakarta marah setelah Australia menolak
meminta maaf pada Indonesia atas penyadapan yang dilakukan intelijen
negara itu tahun 2009.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar