Pemerintah China menetapkan batas pertahanan udara mereka pada Sabtu
pekan lalu. Aksi itu membuat Pemerintah Jepang dan Korea Selatan
sama-sama meradang, pasalnya perluasan batas udara China itu mencakup
angkasa di atas pulau-pulau yang masih dipersengketakan dengan mereka.
Diberitakan News.com.au,
Minggu 24 November 2013, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida
protes sebab batas udara yang ditetapkan sepihak oleh China juga
mencakup pulau mereka. Dia mengatakan, Jepang tidak bisa menerima
keputusan China tersebut.
"Ini adalah tindakan sepihak yang akan memicu bahaya yang tidak terduga di wilayah itu," kata Kishida.
Sementara
itu, pihak Korea Selatan mengatakan bahwa garis batas udara China telah
masuk ke wilayah mereka selebar 20 kilometer dan panjang 115 kilometer.
Wilayah itu adalah terumbu karang yang masuk dalam zona ekonomi kedua
negara yang tumpang tindih.
"Kami menyesalkan zona pertahanan
udara China sebagian mencakup zona militer udara kami, di wilayah barat
Pulau Jeju. Kami akan mendiskusikan dengan China masalah ini, untuk
mencegah berdampak pada kepentingan nasional kami," kata Kementerian
Pertahanan Korsel dalam pernyataannya, dikutip dari Yonhap.
Kedua
negara melayangkan protes menyusul penetapan demarkasi zona pertahanan
udara oleh China di Laut China Timur. Zona pertahanan tersebut juga
mencakup kepulauan yang juga diklaim oleh Jepang, atau Senkaku, disebut
Diaoyu oleh China.
Kementerian Pertahanan China mengatakan,
setiap aktivitas pesawat jet tempur yang melalui wilayah tersebut harus
mematuhi peraturan yang mereka tetapkan. Jika tidak, akan menghadapi
"langkah pertahanan darurat".
Isu ini memaksa Amerika Serikat
angkat bicara. Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Pertahanan
Chuck Hagel menyatakan akan membela sekutu mereka, Jepang dan Korsel,
jika terjadi ketegangan dengan China.
Menurut Kerry, langkah ini
diambil China untuk mengubah status kuo di Laut China Timur. "Tindakan
ini hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan dan beresiko insiden.
Kami mendesak China untuk menahan diri, dan kami berkonsultasi dengan
Jepang dan pihak lainnya di seluruh kawasan," ujarnya.
[Sumbe]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar