Senin, 25 November 2013

China Perluas Wilayah Udara Sepihak, Jepang-Korsel Meradang

Pemerintah China menetapkan batas pertahanan udara mereka pada Sabtu pekan lalu. Aksi itu membuat Pemerintah Jepang dan Korea Selatan sama-sama meradang, pasalnya perluasan batas udara China itu mencakup angkasa di atas pulau-pulau yang masih dipersengketakan dengan mereka.

Diberitakan News.com.au, Minggu 24 November 2013, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida protes sebab batas udara yang ditetapkan sepihak oleh China juga mencakup pulau mereka. Dia mengatakan, Jepang tidak bisa menerima keputusan China tersebut.

"Ini adalah tindakan sepihak yang akan memicu bahaya yang tidak terduga di wilayah itu," kata Kishida.

Sementara itu, pihak Korea Selatan mengatakan bahwa garis batas udara China telah masuk ke wilayah mereka selebar 20 kilometer dan panjang 115 kilometer. Wilayah itu adalah terumbu karang yang masuk dalam zona ekonomi kedua negara yang tumpang tindih.

"Kami menyesalkan zona pertahanan udara China sebagian mencakup zona militer udara kami, di wilayah barat Pulau Jeju. Kami akan mendiskusikan dengan China masalah ini, untuk mencegah berdampak pada kepentingan nasional kami," kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya, dikutip dari Yonhap.

Kedua negara melayangkan protes menyusul penetapan demarkasi zona pertahanan udara oleh China di Laut China Timur. Zona pertahanan tersebut juga mencakup kepulauan yang juga diklaim oleh Jepang, atau Senkaku, disebut Diaoyu oleh China.

Kementerian Pertahanan China mengatakan, setiap aktivitas pesawat jet tempur yang melalui wilayah tersebut harus mematuhi peraturan yang mereka tetapkan. Jika tidak, akan menghadapi "langkah pertahanan darurat".

Isu ini memaksa Amerika Serikat angkat bicara. Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel menyatakan akan membela sekutu mereka, Jepang dan Korsel, jika terjadi ketegangan dengan China.

Menurut Kerry, langkah ini diambil China untuk mengubah status kuo di Laut China Timur. "Tindakan ini hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan dan beresiko insiden. Kami mendesak China untuk menahan diri, dan kami berkonsultasi dengan Jepang dan pihak lainnya di seluruh kawasan," ujarnya.


[Sumbe]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar