Elektabilitas pemerintahan baru Australia di bawah pimpinan Perdana
Menteri Tony Abbott, turun dalam jajak pendapat terbaru oleh Nielsen.
Pemerintahan Australia yang saat ini baru berjalan dua bulan, disokong
oleh koalisi dua partai, salah satunya Partai Liberal pimpinan Abbott.
Fairfax melansir,
Senin 25 November 2013, Partai Buruh pimpinan Bill Shorten yang
merupakan oposisi pemerintah, meraih elektabilitas lebih tinggi daripada
partai koalisi pendukung pemerintah. Ini baru pertama kali terjadi
sejak tahun 2010. Selama tiga terakhir, pamor Partai Buruh turun tajam
di Australia akibat konflik internalnya. Namun saat ini peta politik
rupanya berubah.
Dalam survei Nielsen, Partai Buruh meraih
elektabilitas 52 persen, naik 5,5 persen sejak pemilu Australia digelar 7
September 2013. Sementara Partai Koalisi memperoleh elektabilitas 48
persen, turun 5,5 persen sejak pemilu.
Persepsi positif publik
Australia untuk Partai Buruh selaras dengan survei-survei lain yang
menyebut masyarakat di negeri itu merasa tidak banyak perubahan terjadi
sejak pemerintahan baru Abbott berkuasa dua bulan lalu – kecuali
memburuknya hubungan dengan Indonesia sebagai negara tertangga terdekat
Australia.
Keputusan Indonesia menghentikan kerjasama militer dan
intelijen dengan Australia, termasuk dalam operasi bersama penanganan
penyelundupan manusia yang hendak memasuki benua itu, dianggap sebagai
ancaman bagi Australia yang selama ini dibanjiri imigran gelap.
Ketegangan
bilateral Jakarta-Canberra itu terjadi lantaran bocornya dokumen Badan
Intelijen Australia (DSD) yang mengungkap penyadapan ponsel terhadap
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, istrinya, dan sejumlah pejabat
tinggi RI pada tahun 2009 – di masa pemerintahan PM Kevin Rudd yang
berasal dari Partai Buruh.
Untuk menyelesaikan perselisihan
RI-Australia, PM Abbott telah menulis surat balasan untuk Presiden SBY.
Surat itu telah sampai ke tangan SBY, namun SBY belum memaparkan apa
isinya – apakah sesuai atau tidak dengan tuntutan RI agar Australia
mengklarifikasi masalah penyadapan itu dengan jelas.
Staf Khusus
Presiden RI Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan
surat balasan Abbott mencerminkan niat baik Australia. Menurutnya,
Presiden SBY dalam waktu yang tak terlalu lama akan menyampaikan sikap
atas surat balasan Abbott.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar