Iran sepertinya mengalami masa tarik ulur dalam hal kebebasan
internet yang dicanangkan presiden mereka, Hassan Rouhani. Meski
menjamin akan membuka keran masuknya konten internet asing, kali ini
sebuah layanan chatting terproteksi juga dihadang masuk republik Islam
tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (21/11), korban filter internet
Iran kali ini adalah Cryptocat. Ini merupakan layanan chatting yang
memberikan jaringan aman dengan enkripsi sehingga tidak bisa dilacak
siapa saja.
Layanan ini kebanyakan digunakan oleh para pegiat hak asasi manusia
dan jurnalis diseluruh dunia. Dengan layanan ini, mereka biasanya
mengeluarkan informasi dari dalam negara yang terisolasi pada dunia
luar.
Namun, saat ini situs dan server Cryptocat sama sekali tak bisa
diakses dari dalam Iran sejak Senin. Berhenti bekerjanya sistem chat ini
pun diungkapkan pendirinya, Nadim Kobeissi.
"Saya sedang sial. Saya juga tak tahu kenapa mereka (Iran, red) hanya
memilih menutup Cryptocat saja," kata Kobeissi yang kini hidup di
Montreal, Kanada.
Di Iran sendiri, Cryptocat dan pembuatnya, Nadim Kobeissi bagaikan
artis. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna layanan ini di sana.
"Nadim dan Cryptocat bak selebritis di Iran," kata Collin Anderson, ahli keamanan internet yang paham banyak tentang Iran.
Pemerintah Iran sendiri sebelumnya telah berjanji untuk membuka lebih
banyak akses internet di negaranya. Namun, dengan adanya hal ini, janji
tersebut pun nampaknya harus dipertanyakan lagi.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar