Pengumuman yang dibuat China soal penetapan batas pertahanan udara
secara sepihak, turut membuat Pemerintah Australia angkat bicara.
Pemerintah Negeri tersebut Kanguru sampai memanggil langsung Duta Besar
China untuk Australia, Ma Zhaoxu.
Harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH),
Selasa 26 November 2013 melansir pernyataan Menteri Luar Negeri, Julie
Bishop yang menyebut aksi China itu malah semakin memperkeruh suasana
di kawasan tersebut.
"Australia dengan gamblang telah
menyatakan penolakannya untuk setiap tindakan pemaksaan atau aksi
sepihak yang bertujuan mengubah status quo di Laut China Selatan," ujar
Bishop.
Ma adalah Dubes baru yang tiba di Australia Agustus
lalu. Dia tiba di kantor Departemen Luar Negeri dan Perdagangan pada
Senin kemarin.
Dia mengaku telah mendengarkan sikap
kekhawatiran yang disampaikan Pemerintah Australia. Dalam sebuah acara
jumpa pers di Beijing pada Selasa kemarin, Juru Bicara Kemlu China, Qin
Gang mengatakan Ma telah memberikan sebuah penjelasan yang
komprehensif dan lengkap kepada Pemerintah Australia.
Dalam
penjelasan itu turut disampaikan tujuan dari Pemerintah China melakukan
aksi perluasan wilayah udara. "Kami berharap Pemerintah Australia
dapat memahami isu ini secara tepat dan menyeluruh. Kami bersama-sama
dengan tentara pengamanan regional China akan membantu," ujar Qin.
Sementara
pakar ahli Australia-China dari Universitas Normal China Timur, Hou
Minyue, mengatakan aksi pemanggilan Dubes Ma oleh Menlu Bishop sebagai
sesuatu yang berlebihan. Bahkan, Hou menilai hal itu dapat menyinggung
perasaan Pemerintah China.
"Di mata Pemerintah China, aksi
pemanggilan itu sama saja dengan menunjukkan keberpihakan mereka. Hal
itu sudah cukup jelas. Posisi Australia dilihat satu posisi dengan
Pemerintah AS dan Jepang," ujar Hou.
Penetapan zona pertahanan
udara oleh China ditetapkan Sabtu pekan lalu. Langkah ini membuat
berang Jepang dan Korsel yang memiliki sengketa wilayah dengan China.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar