Pemerintah Mesir mengusir Duta Besar Turki Huseyin Avni Botsali lantaran
pernyataan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan soal kudeta mantan
Presiden Muhammed Mursi, dianggap provokatif.
Selain mengusir
Dubes Botsali, Mesir juga tidak akan kembali mengirim Dubes Mesir
Abderahman Salah El-Din kembali ke posnya di Ankara, Turki.
Stasiun berita Al Jazeera, pada
Sabtu 23 November 2013 melansir, keputusan tersebut diambil Kementerian
Luar Negeri Mesir setelah mendengar pernyataan PM Erdogan di Rusia pada
Kamis kemarin yang dianggap provokatif dan mencampuri urusan dalam
negeri Mesir.
Diketahui Erdogan mengutuk aksi represif oleh
tentara militer Mesir untuk membubarkan ribuan pendukung Mursi di Kairo,
14 Agustus lalu.
"Turki mencoba untuk mempengaruhi opini publik
mengenai kepentingan Mesir. Selain itu, mereka juga mendukung adanya
pertemuan beberapa organisasi yang mencoba untuk menciptakan
ketidakstabilan situasi di dalam negeri kami," ujar Juru Bicara Kemlu
Mesir Badr Abdelatty.
Sementara menurut laporan koresponden Al Jazeera di Mesir, salah satu isu yang santer terdengar, PM Erdogan kerap menggunakan simbol penghormatan empat jari.
Erdogan
menyebut dia turut menunjukkan empat jari sebagai simbol kebebasan.
Namun, aksi itu dia tunjukkan di hadapan media Turki sehingga membuat
Kemlu Mesir semakin berang.
Setelah menimbang beberapa hal, maka kemarin, Abdelatty mengambil tiga keputusan.
"Satu,
mengusir Dubes Turki dan menurunkan tingkatan hubungan diplomatik di
antara kedua negara. Kedua, menyatakan status persona non grata kepada
Dubes Turki, dan ketiga, tidak akan mengirimkan kembali Dubes Mesir ke
Turki," kata Abdelatty.
Tak mau kalah, Pemerintah Turki mengaku
akan melakukan hal serupa. "Ini kami tempuh setelah berkonsultasi dengan
Dubes Turki," ujar Juru Bicara Kemlu Turki, Levent Gumrukcu.
Gumrukcu menambahkan, hubungan mendalam dan persaudaraan antara warga Turki dan Mesir akan tetap terjalin.
"Kami
berharap stabilitas dan demokrasi di Mesir akan segera pulih segera,
sehingga hubungan bilateral ini dapat kembali normal," kata Gumrukcu.
Hubungan
kedua negara memang tak lagi harmonis paska kejatuhan mantan Presiden
Mursi oleh rezim militer. Partai penguasa Turki, AK, pimpinan Erdogan
merupakan pendukung setia Mursi dan kelompok Ikhwanul Muslimin (IM).
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar