Wisatawan Australia yang tengah berlibur di Bali buka suara terkait
ketegangan Indonesia dengan Australia pasca terbongkarnya skandal
penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah
pejabat RI lainnya.
Kepada VIVAnews, Mathew, turis
Australia asal Kota Darwin, mengaku tak percaya pemerintahnya melakukan
aksi penyadapan dengan negara sahabatnya sendiri. Ia meyakini
pemerintahnya tak melakukan aksi penyadapan.
"Saya meyakini hal itu tak terjadi. Ini hanya soal buruknya komunikasi kedua negara saja," kata dia.
Baginya,
pemerintah Australia tak mungkin melakukan tindakan yang disebutnya
bodoh itu. Tapi kalaupun benar, Pemerintah Australia harus meminta maaf
dan kembali memperbaiki hubungan.
Hal senada disampaikan Natalie.
Meski menilai tindakan mata-mata juga dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia, namun dara berparas manis ini tetap meminta pemerintahnya
meminta maaf kepada Indonesia.
"Saya percaya Indonesia juga
melakukan hal sama kepada kami (penyadapan). Tetapi dalam konteks ini,
Pemerintah Australia sudah sepatutnya meminta maaf kepada Indonesia atas
aksi penyadapan itu," tuturnya.
Meski hubungan kedua negara
tengah memburuk, baik Mathew maupun Natalie mengakui, tidak mempengaruhi
liburan mereka di Bali. Mereka tidak khawatir liburannya di Pulau
Dewata berantakan lantaran ketegangan kedua negara.
Andrew dan
Natalie sama-sama berharap hubungan kedua negara semakin membaik seiring
komunikasi yang terjalin antara kedua negara. Bagi mereka, Indonesia,
khususnya Bali, merupakan rumah kedua setelah Australia.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar