Hanya selang waktu 24 jam setelah aksi bom bunuh diri di stasiun, bom
lain juga meledak di Kota Volgograd, Rusia. Insiden hari ini
menghancurkan sebuah bus listrik dan menewaskan sedikitnya 10 orang.
Kantor berita Russia Today,
Senin 30 Desember 2013, melansir selain korban tewas, serangan itu
turut melukai 28 orang lainnya. Sebanyak 22 di antaranya tengah dirawat
di RS. Hasil penyelidikan yang dilakukan Komite Investigasi sebelumnya
menyebut jumlah korban tewas 10 orang, sedangkan 19 orang terluka.
Di antara para korban luka, terdapat seorang bayi berusia satu tahun. Kini, dia telah dirawat di RS dalam kondisi kritis.
Menurut Menteri Kesehatan, Veronika Skvortsova, korban luka kini berada dalam kondisi kritis.
"Mereka
menderita luka bakar, trauma berlipat, dan luka ledakan. Apabila memang
dibutuhkan, mereka akan langsung diterbangkan ke Moskow," ungkap
Veronika.
Kementerian Darurat kemudian menyiapkan sebuah penerbangan baru dari Moskow menuju Volgograd dengan perlengkapan medis dan tim yang dapat merawat korban ledakan.
Modus
operandi yang digunakan pelaku bukan lagi menggunakan bom bunuh diri,
melainkan dipasang di bagian tengah bus troli. Hal itu dijelaskan oleh
Komite Investigasi Rusia, Vladimir Markin.
Penyidik menduga aksi
peledakan bom yang terjadi pada Senin ini dan Minggu kemarin memiliki
keterkaitan. Bus troli itu meledak ketika berada di dekat pasar di pusat
kota.
Menurut seorang saksi mata, Alina Averyasova, ledakan
tersebut cukup kuat hingga menghancurkan jendela-jendela di
gedung-gedung terdekat.
"Saya terbangun karena mendengar ledakan
besar. Lalu saya mendengar kaca-kaca di dua lantai pertama gedung
pecah. Saya melihat ke luar jendela dan di dalamnya masih gelap.
Kemudian saya melihat sebuah bus hancur oleh sebuah ledakan. Orang-orang
pun langsung berlarian sambil berteriak," papar Alina.
Mengetahui hal ini, Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Rusia, FSB, Aleksandr Bortnikov.
Setelah
terjadinya ledakan kedua ini, pengamanan langsung diperketat di daerah
Volgograd. Kepala Departemen Pengamanan Regional, Aleksey Mayorov,
mengaku akan mengerahkan lebih banyak personil polisi menjelang
pergantian tahun esok.
"Kami akan kembali memeriksa fokus
pendekatan, khususnya terhadap tempat-tempat di mana publik kerap
berkumpul, baik bagi pejalan kaki dan transportasi di atas permukaan
serta bawah tanah," ujarnya.
Namun, rumor lainnya menyebar
kurang dari sejam peristiwa ledakan kedua hari Senin ini. Menurut
informasi yang dipajang di akun Twitter, terdapat ledakan baru yang
berasal dari stasiun kereta tram. Namun, rumor ini belum dapat
dikonfirmasi kebenarannya.
Media pun lantas menyerukan kepada pengguna media sosial, agar berhenti menyebar kepanikan.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar