Game Angry Bird telah mendunia. Game besutan pengembang
Finlandia itu telah diunduh 1,7 miliar dan dimainkan oleh sebagian
besar pengguna ponsel dan tablet di seluruh penjuru Bumi.
Namun,
mulai saat ini, pengguna game itu harus hati-hati. Sebab, bocoran
dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) terbaru menunjukkan NSA
bersama mitra intelijennya asal Inggris, GCHQ, secara rutin
mengumpulkan data personal pengguna dari game ini.
Dilansir BBC, Selasa
28 Januari 2014, bocoran itu disampaikan oleh mantan kontraktor NSA,
Edward Snowden. Dokumen juga mengungkapkan, NSA dan mitranya telah
mengumpulkan informasi pengguna dari aplikasi mobile lain sejak 2007
silam.
Untuk skala pengumpulan informasi data pengguna dilaporkan belum jelas. Tapi, pengumpulan data meliputi pemetaan, gaming, aplikasi sosial media. Dalam aksinya, NSA disebut-sebut menggunakan teknik yang sama dalam menyusupi trafik mobile Internet dan data pesan teks.
Salah satu dokumen GCHQ tahun 2008 menunjukkan pengawasan secara efektif berjalan pada pengguna Google Maps.
Laporan
mitra intelijen NSA ini juga mengatakan, pada tahun 2012 silam, NSA
telah menyadap informasi pengguna Angry Bird dari ponsel Android.
Namun, GCHQ memilih bungkam soal penyadapan itu dan berkilah semua aktivitas yang dijalankan selama ini terotorisasi.
Bocoran
ini seakan mematahkan klaim badan pemerintah AS itu yang menyatakan
tidak tertarik mengumpulkan data selain target teroris yang telah
ditetapkan.
"Pengumpulan informasi intelijen asing yang fokus pada komunikasi smartphone atau sosial media setiap hari pada warga AS adalah tidak benar," ujar NSA kala itu.
Dokumen
NSA lain juga menggambarkan "gumpalan emas," sebuah portofolio sempurna
yang memungkinkan analis NSA bisa mendapatkan informasi secara leluasa
dari berbagai aplikasi termasuk jaringan ponsel yang terkoneksi, dokumen
yang telah diunduh, website yang telah dikunjungi sampai daftar teman
target yang diinginkan.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar