Harian Inggris, The Guardian, Kamis 2 Januari 2014,
melansir pernyataan el-Fahel yang menyebut lemari besi itu sehari-hari
digunakan sebagai tempat penyimpanan uang.
"Lemari besi itu digunakan sebagai tempat penyimpanan sehari-hari,
salah satunya menyimpan uang yang digunakan untuk gaji staf kedutaan dan
membeli peralatan operasi harian," kata el-Fahel.
Dia pun menyebut tidak ada sama sekali mekanisme alat peledak
seperti yang diungkap polisi yang dipasang di dalam lemari besi itu.
"Tidak ada satu pun dari kami yang mengetahui adanya alat semacam itu," imbuhnya.
Stasiun berita Channel News Asia melansir lemari besi yang
diletakkan di gedung Kedubes baru Palestina itu memang tergolong tua.
Benda itu dibeli pada pertengahan tahun 1980an dan berdasarkan informasi
yang dimiliki el-Fahel, tidak ada sistem antimaling yang dipasang di
dalamnya.
Pernyataan el-Fahel ini tentu semakin menambah bingung publik dan membuat kabur kasus kematian Jamal.
Namun, el-Fahel mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab
ledakan yang menewaskan bosnya itu. Dia memilih menunggu hasil
penyelidikan yang secara resmi dikeluarkan oleh pihak kepolisian Ceko.
Polisi Ceko mengatakan proses pemeriksaan terhadap lemari besi itu
bisa memakan waktu berhari-hari. Menurut Juru Bicara Polisi Ceko, Andrea
Zoulova, bukan suatu standar baku memiliki sebuah perlatan senjata atau
alat peledak yang diletakkan di gedung kedubes.
"Justru inilah sebuah pertanyaan yang tengah diselidiki oleh polisi
melalui proses investigasi," ujar Zoulova yang menyebut informasi
terbaru akan dirilis dalam beberapa hari ke depan.
Mantan agen intelijen Israel Mossad yang menolak menyebut
identitasnya, mengaku aneh apabila ada mekanisme semacam itu yang
terpasang di dalam sebuah lemari besi. Oleh sebab itu spekulasi soal
keterlibatan Israel dalam kasus ini mulai ramai menghiasi pemberitaan
media.
Tetapi di mata mantan Kepala Intelijen Militer Ceko, Andor Sandor,
tipis kemungkinan Israel terlibat dalam kematian Jamal. Sebab, peristiwa
ledakan terjadi di sebuah negara yang tidak diprediksi merupakan negara
pendukung mereka.
"Saya tidak melihat kemungkinan dan memahami alasan apabila mereka
benar melakukan hal itu. Kenapa Israel melakukan suatu kejahatan semacam
itu di area di sebuah negara yang hampir di luar prediksi menjadi
pendukung mereka?" tanya Sandor.
Kecelakaan
Dia malah melihat kasus ini merupakan sebuah kecelakaan atau
serangan terhadap individu pribadi ketimbang terbenam motif politis.
Sementara di mata Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki,
Jamal merupakan contoh diplomat yang mengabdi dengan sangat baik kepada
negaranya. Jamal turut disebut Riyad memberikan kontribusi positif dalam
hubungan diplomatik.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar