Kamis, 02 Januari 2014

Kematian Dubes Palestina di Ceko Sarat Misteri

Kematian Duta Besar Palestina untuk Republik Ceko, Jamal Al Jamal, yang terjadi pada Rabu, 1 Januari 2014, masih diselimuti misteri. Juru Bicara Kedubes Palestina di Ceko, Nabil el-Fahel, mengatakan staf kedutaan tidak mengetahui adanya alat peledak yang dipasang ke lemari besi. 
Harian Inggris, The Guardian, Kamis 2 Januari 2014, melansir pernyataan el-Fahel yang menyebut lemari besi itu sehari-hari digunakan sebagai tempat penyimpanan uang. 

"Lemari besi itu digunakan sebagai tempat penyimpanan sehari-hari, salah satunya menyimpan uang yang digunakan untuk gaji staf kedutaan dan membeli peralatan operasi harian," kata el-Fahel. 

Dia pun menyebut tidak ada sama sekali mekanisme alat peledak seperti yang diungkap polisi yang dipasang di dalam lemari besi itu. 

"Tidak ada satu pun dari kami yang mengetahui adanya alat semacam itu," imbuhnya. 

Stasiun berita Channel News Asia melansir lemari besi yang diletakkan di gedung Kedubes baru Palestina itu memang tergolong tua. Benda itu dibeli pada pertengahan tahun 1980an dan berdasarkan informasi yang dimiliki el-Fahel, tidak ada sistem antimaling yang dipasang di dalamnya. 

Pernyataan el-Fahel ini tentu semakin menambah bingung publik dan membuat kabur kasus kematian Jamal. 

Namun, el-Fahel mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab ledakan yang menewaskan bosnya itu. Dia memilih menunggu hasil penyelidikan yang secara resmi dikeluarkan oleh pihak kepolisian Ceko. 

Polisi Ceko mengatakan proses pemeriksaan terhadap lemari besi itu bisa memakan waktu berhari-hari. Menurut Juru Bicara Polisi Ceko, Andrea Zoulova, bukan suatu standar baku memiliki sebuah perlatan senjata atau alat peledak yang diletakkan di gedung kedubes. 

"Justru inilah sebuah pertanyaan yang tengah diselidiki oleh polisi melalui proses investigasi," ujar Zoulova yang menyebut informasi terbaru akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. 

Mantan agen intelijen Israel Mossad yang menolak menyebut identitasnya, mengaku aneh apabila ada mekanisme semacam itu yang terpasang di dalam sebuah lemari besi. Oleh sebab itu spekulasi soal keterlibatan Israel dalam kasus ini mulai ramai menghiasi pemberitaan media. 

Tetapi di mata mantan Kepala Intelijen Militer Ceko, Andor Sandor, tipis kemungkinan Israel terlibat dalam kematian Jamal. Sebab, peristiwa ledakan terjadi di sebuah negara yang tidak diprediksi merupakan negara pendukung mereka. 

"Saya tidak melihat kemungkinan dan memahami alasan apabila mereka benar melakukan hal itu. Kenapa Israel melakukan suatu kejahatan semacam itu di area di sebuah negara yang hampir di luar prediksi menjadi pendukung mereka?" tanya Sandor. 

Kecelakaan

Dia malah melihat kasus ini merupakan sebuah kecelakaan atau serangan terhadap individu pribadi ketimbang terbenam motif politis. 

Sementara di mata Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki, Jamal merupakan contoh diplomat yang mengabdi dengan sangat baik kepada negaranya. Jamal turut disebut Riyad memberikan kontribusi positif dalam hubungan diplomatik. 

Jamal mengalami luka parah di bagian perut dan kepala karena terkena ledakan ketika membuka lemari besi. Dia sempat dilarikan ke RS dan dioperasi namun nyawanya tak tertolong.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar