Pucuk pimpinan Google mulai gerah dengan penyadapan terhadap pusat data Google yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA). Di tengah kunjungannya ke Hongkong, dilansir laman Sydney Morning Herald, Rabu
6 November 2013, Ketua Eksekutif Google, Eric Schmidt,
menyebutkan
tindakan pemerintah AS itu sangat keterlaluan dan berpotensi melanggar
aturan jika terbukti benar-benar terdapat penyadapan.
"Jika benar NSA menyadap pusat data Google, itu benar-benar sangat keterlaluan," kata Schmidt geram, dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal di Hongkong.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengajukan keluhan atas tindakan itu kepada NSA, Presiden Obama, serta anggota Kongres AS.
"Langkah-langkah
NSA dalam misi itu tanpa pertimbangan yang baik, dan itu berpotensi
melanggar privasi orang. Itu tidak baik," jelas dia.
Schmidt mengaku prihatin dengan aksi penyadapan elektronik badan keamanan itu terhadap ratusan juta pengguna Internet.
"NSA
diduga mengumpulkan catatan 320 juta orang guna mengidentifikasi
sekitar 300 orang yang mungkin jadi target operasi. Ini kebijakan yang
buruk dan ilegal," tuturnya.
Di luar itu, ia mensyukuri apa yang
telah dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward J Snowden. "Apa yang
dibocorkan Snowden telah membuat kita paham bahwa sangat mungkin banyak
rahasia yang akan terbongkar," katanya.
Sebelumnya, Snowden
membeberkan praktik penyadapan NSA yang mengakses data ratusan juta akun
pengguna Google dan Yahoo. NSA disebutkan secara arogan dan seenaknya
menyadap akun pengguna kedua perusahaan mesin pencari itu.
Laporan
Snowden mengatakan, program penyadapan dilakukan NSA bekerja sama
dengan mitra intelijennya asal Inggris, GCHQ. Keduanya disebutkan bisa
mengintersepsi aliran data dari kabel serat optik yang digunakan raksasa
internet AS itu.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar