Internet telah menginjak usia ke-25 tahun. Perkembangan teknologi mengubah wajah Internet makin dinamis dan mobile.
Para
ahli teknologi memprediksi Internet di masa depan akan menjadi nafas
kehidupan warga dunia, seiring meluasnya penetrasi mobile dan
infrastruktur.
Dalam sebuah survei, memperingati seperempat abad
Internet, para ahli Pew Research Center Internet Project mengatakan,
penggunaan Internet akan semakin membumi dan hadir di mana-mana,
melansir Live Science, Kamis 13 Maret 2014.
Survei ini
menampung pendapat 1.867 ahli dalam bidang privasi, teknologi, dan
keamanan siber, mengenai bagaimana wajah Internet pada tahun 2025
mendatang.
Survei menemukan, sebagian besar para ahli kompak menjawab akan muncul lebih banyak kecerdasan buatan, perangkat wearable (yang terpasang di anggota tubuh), dan semuanya sudah berbasis Internet.
Direktur
Proyek Internet Pew Research Center, Lee Rainie menambahkan kebanyakan
ahli juga sepakat sensor cerdas, pusat data yang masif, dan inovasi lain
akan mengintegrasikan Internet setiap saat dalam kehidupan manusia.
Sehingga, menurut salah satu responden anonim, Internet telah menjadi
nafas kehidupan.
Sedangkan Director of Information Sciences
Institute Postel Center University of Southern California, Joe Touch
menyebutkan integrasi Internet ke sendi-sendi kehidupan kehidupan akan
membuat orang semakin maju.
"Kita tidak akan berpikir harus
online atau mencari sesuatu di Internet. Hidup kita sehari-hari sudah
serba online, tinggal mencari saja," kata Joe.
Di masa depan,
para ahli juga meyakini keberadaan Internet akan mengurangi kebodohan
global. Bahkan, beberapa ahli memperkirakan Internet akan mengubah
tatanan sistem mata uang negara. Internet bisa mendukung sistem mata
uang virtual digital, atau populer disebut Bitcoin.
Para ahli
juga menyoroti penggunaan perangkat wearable yang masif dalam kehidupan
sehari-hari. Perangkat itu nantinya marak diaplikasikan di sektor
kesehatan, otomotif, dan lainnya.
"Perangkat wearable akan
mengubah banyak praktik sosial seperti kencan, proses wawancara dan
jaringan profesional, game sampai kegiatan kepolisian maupun
pengawasan," ujar Daren C Brabha, peneliti dari University of Southern
California.
Dampak buruk
Meski
menjanjikan banyak kemudahan dan manfaat, para ahli juga melihat
Internet berpotensi memunculkan kesenjangan. Misalnya, memperburuk
ketidaksetaraan bagi kalangan yang tidak mampu menyesuaikan perkembangan
teknologi.
"Sejumlah besar orang akan menjadi pengangguran
struktural karena mereka tidak mau menjaga keahlian mereka dengan
perubahan teknologi atau sulit menerima perubahan teknologi," kata
Pietro Ciminelli, Direktur Keuangan Badan Layanan Kerja Sama Pendidikan,
New York, AS.
Dampak buruk lain, Internet memperlebar seseorang
dengan tetangganya dan memunculkan kelompok yang elitis, yang tercerabut
dari akar lokal.
Tak hanya itu, Internet akan memicu pelecehan (cyberstalking), pornografi, bullying kelompok, dan perilaku massa buruk lainnya menjadi lebih mengkhawatirkan.
Kontrol pemerintah
Dunia
dengan Internet di masa depan juga diprediksi akan membuat aktivitas
pengguna semakin mudah dikendalikan oleh pemerintah. Negara akan makin
"terampil" dalam memantau aktivitas pengguna.
Begitu pun
sejumlah perusahaan teknologi dan peretas yang semakin bebas menyiasati
pengawasan, sensor kebebasan bicara, dan kendali sosial.
"Ada
kemungkinan lebih banyak orang akan dirugikan karena pemantauan
penggunaan aktivitas data," ujar Alan Clark, aktivis pengembangan
standar Internet yang juga CEO perusahaan peranti lunak.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar