Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) mengkritisi pemberitaan media massa saat ini terkait
pemilu yang disebutnya tidak berimbang dan tendensius. Bahkan Presiden
secara eksplisit menyebut dua stasiun televisi nasional, Metro TV dan TV
One, sebagai contoh ketidakberimbangan itu.
"Tahun 2014 ini, pers kita sudah terbelah, divided. Coba
simak. Paling mudah simak Metro TV dan TV One," ujar Presiden dalam
acara Rakornas Persiapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Sentul,
Bogor, Selasa (3/6/2014).
Presiden lalu menunjuk dua wartawan Metro TV dan TV One yang berdiri
berhadapan dengannya. "Beliau pun tersenyum dan ketawa," seloroh SBY
kepada dua wartawan itu.
Presiden berharap agar pers dan media massa bisa melakukan
pemberitaan yang akurat dan konstruktif. Menurut dia, hal itu memang
mudah untuk diucapkan, tetapi sangat sulit dilakukan para pemilik media.
"Saya harus gunakan kalimat terang. Sungguh pun agar pers di samping faktual, juga fair
dan berimbang. Ini juga susah. Hakikatnya, saya ingatkan pada insan
pers dan media massa, media massa milik publik dan untuk kepentingan
publik, bukan hanya pemilik modal," kata Presiden.
Dalam pemilihan legislatif yang lalu, Presiden melihat terbelahnya
media akibat kepentingan pemilik media sangat terlihat. Namun, Presiden
mengaku tak akan berhenti mengkritik meski sudah tidak lagi menjadi
presiden nantinya.
"Agar pers kita berimbang, adil, konstruktif, agar akurat serta tidak tendensius," ucap Ketua Umum Partai Demokrat itu.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar